Minggu 11,12,13
1.Buatlah 1 contoh laporan keuangan perusahaan riil dan
universal ?\
Perusahaan riil :
Berikut neraca pada XL Axiata 2009, 2010 (Dalam jutaan
rupiah kecuali nilai nominal per saham)
Berikut laporan laba rugi 2009,
2010 (Dalam Jutaan rupiah)
Perusahaan
Universal :
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA COMMON SIZE
31 Desember 2008 dan 2007
(Disajikan
dalam Persen)
AKTIVA
|
2008
|
2007
|
Aktiva Lancar
|
|
|
Kas dan setara kas
|
10,78
|
15,27
|
Investasi
jangka pendek
|
1,57
|
0,76
|
Piutang Usaha
bersih
|
|
|
Pihak ke tiga
|
5,27
|
6,80
|
Pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
|
0,43
|
0,38
|
Bukan Usaha
|
|
|
Pihak ke tiga
|
1,02
|
0,49
|
Pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
|
0,24
|
0,28
|
Persediaan
Bersih
|
15,30
|
14,04
|
Uang muka dan
jaminan
|
0,67
|
0,80
|
Pajak dibayar
di muka
|
1,16
|
0,54
|
Beban tanaman
ditangguhkan
|
0,15
|
0,09
|
Biaya dibayar
di muka dan aktiva lancar lainnya
|
0,23
|
0,25
|
Jumlah aktiva lancar
|
36,87
|
39,75
|
|
|
|
Aktiva Tidak Lancar
|
|
|
Tagihan pajak penghasilan
|
0,20
|
0,16
|
Piutang plasma – bersih
|
1,01
|
0,79
|
Aktiva pajak tangguhan – bersih
|
0,57
|
0,56
|
Penyertaan jangka panjang dan uang
muka untuk pembelian investasi
|
0,41
|
0,06
|
Tanaman
perkebunan
|
|
|
Tanaman
menghasilkan – setelah dikurangi akumulasi amortisasi
|
9,13
|
11,12
|
Tanaman belum menghasilkan
|
4,02
|
5,04
|
Aset tetap -
setelah dikurangi akumulasi penyusutan
|
24,21
|
27,49
|
Beban
ditangguhkan – bersih
|
1,42
|
1,60
|
Goodwill –
bersih
|
11,32
|
10,35
|
Aktiva tidak
berwujud – bersih
|
6,56
|
0,00
|
Aktiva tidak
lancar lainnya
|
4,22
|
3,03
|
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
|
63,13
|
60,25
|
|
|
|
Jumlah Aktiva
|
100,00
|
100,00
|
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
|
2008
|
2007
|
Kewajiban Lancar
|
|
|
|
|
|
Hutang bank jangka pendek dan cerukan
|
19,28
|
19,30
|
Hutang “trust receipts”
|
5,43
|
4,05
|
Hutang Usaha
|
|
|
Pihak ketiga
|
6,1861
|
5,93
|
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
|
0,16
|
0,23
|
Bukan usaha
|
|
|
Pihak ketiga
|
1,15
|
1,700
|
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
|
0,52
|
0,41
|
Beban masih harus dibayar
|
2,78
|
4,00
|
Hutang pajak
|
1,51
|
1,67
|
Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
|
|
|
Hutang
obligasi – bersih
|
2,46
|
4,12
|
Hutang bank
|
1,53
|
1,91
|
Hutang sewa
|
0,02
|
0,02
|
Jumlah Kewajiban Lancar
|
41,07
|
43,38
|
|
|
|
Kewajiban Tidak Lancar
|
|
|
Pinjaman
jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun
|
|
|
Hutang bank
|
13,14
|
2,31
|
Hutang
obligasi - bersih
|
5,02
|
9,96
|
Hutang sewa
|
0,02
|
0,02
|
Jumlah
pinjaman jangka panjang
|
18,18
|
12,31
|
Kewajiban
pajak tangguhan - bersih
|
4,76
|
5,11
|
Estimasi
kewajiban imbalan kerja
|
2,47
|
2,45
|
Kewajiban
tidak lancar lainnya
|
0,25
|
0,00
|
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
|
25,68
|
19,86
|
Goodwill -
bersih
|
0,01
|
0,01
|
Hak
minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan
|
11,77
|
12,58
|
|
|
|
EKUITAS
|
|
|
Modal saham -
nilai nominal Rp100 per saham
|
|
|
Modal dasar -
30.000.000.000 saham
Modal
ditempatkan dan disetor penuh
|
2,21
|
3,17
|
Agio saham
|
3,78
|
3,97
|
Selisih nilai
transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali
|
-2,93
|
-3,54
|
Laba yang belum terealisasi atas
investasi efek - bersih
|
0,46
|
0,51
|
Selisih
perubahan ekuitas anak Perusahaan
|
3,97
|
5,42
|
Selisih kurs
atas penjabaran laporan keuangan
|
0,49
|
0,09
|
Modal
proforma
|
0,00
|
0,21
|
Saldo laba
|
|
|
Telah ditentukan penggunaannya
|
0.15
|
0,18
|
Belum ditentukan penggunaannya
|
13.30
|
16,64
|
Modal saham yang diperoleh kembali
|
0,00
|
-2,49
|
Jumlah Ekuitas Bersih
|
21,46
|
24,20
|
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
|
100,00
|
100,00
|
PT INDOFOOD
SUKSES MAKMUR Tbk
DAN ANAK
PERUSAHAAN
LAPORAN LABA
RUGI COMMON
SIZE
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008, 2007
(Disajikan dalam Persen)
|
2008
|
2007
|
Penjualan Bersih
|
100,00
|
100,00
|
Beban Pokok Penjualan
|
76,86
|
76,21
|
Laba
Kotor
|
23,13
|
23,78
|
Beban Usaha
|
|
|
Penjualan
|
7,06
|
8,39
|
Umum dan administrasi
|
4,87
|
5,05
|
Jumlah Beban Usaha
|
11,94
|
13,45
|
Laba Usaha
|
11,18
|
10,32
|
Penghasilan/(Beban) Lain-Lain
|
|
|
Penghasilan bunga
|
0,43
|
0,56
|
Beban bunga dan pendanaan lainnya
|
-2,98
|
-2,55
|
Laba/(rugi) kurs - bersih
|
-1,83
|
0,04
|
Lain-lain - bersih
|
-0,10
|
-1,06
|
Beban Lain-lain - Bersih
|
-4,48
|
-2,99
|
Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
|
6,70
|
7,32
|
Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan
|
|
|
Tahun berjalan
|
-3,04
|
-3,15
|
Tangguhan
|
0,97
|
0,67
|
Beban Pajak Penghasilan - Bersih
|
-2,06
|
-2,48
|
Laba
Sebelum Hak Minoritas
Atas Laba Bersih Anak Perusahaan
dan Penyesuaian Proforma
|
4,63
|
4,85
|
Hak Minoritas Atas
Laba Bersih Anak Perusahaan -
Bersih
|
-2,01
|
-0,14
|
Penyesuaian Proforma
|
0,05
|
0,06
|
Laba Bersih
|
2,66
|
3,52
|
2. Apa arti CSR tentang tanggung jawab
sosial suatu bisnis pada masyarakat dan berilah satu contoh perusahaan riil dan
universal untuk implementasi CSR?
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu
konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas
dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan",
di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya
harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan,
misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial
dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Sumberdaya manusia
Program
CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat sekitar.
Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar
pekerjaan [5], terutama sekali dengan adanya
persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan
untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan
merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan
lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial
dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki
nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer
kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan
dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi
masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji",
"penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering)
dalam bekerja untuk masyarakat.
Contoh
perusahaan riil dan universal untuk implementasi CSR?
CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN).
STRUKTUR ORGANISASI
PLN telah
“berkomitmen menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi dan menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan”,
PLN bertekad menyelaraskan pengembangan ketiga aspek dalam penyediaan listrik,
yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk itu, PLN mengembangkan Program
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud nyata dari Tanggungjawab
Sosial Perusahaan
Wewenang
dan tanggung jawab Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (CSR) PT PLN (Persero), mencakup di antaranya:
- Menyusun dan melaksanakan
kebijakan pemberdayaan masyarakat di lingkungan perusahaan sebagai bagian
dari tanggung jawab sosial perusahaan dan CSR dengan lingkup kegiatan
Community relation, Community Services, Community Empowering dan Pelestarian
alam.
- Menyusun dan melaksanakan
program kepedulian sosial perusahaan.
- Menyusun dan melaksanakan
program kemitraan sosial dan bina UKM dan peningkatan citra perusahaan.
- Memastikan tersedianya dan
terlaksananya program pelestarian alam termasuk penghijauan dan upaya
pengembangan citra perusahaan sesuai dengan prinsip Good Corporate
Governance.
PELAKSANAAN
PROGRAM
1.
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)
a)
Community Relation
Kegiatan
ini menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada
para pihak yang terkait. Beberapa kegiatan yang dilakukan PLN antara
lain: melaksanakan sosialisasi instalasi listrik, contohnya melalui
penerangan kepada pelajar SMA di Jawa Barat tentang SUTT/SUTET, dan
melaksanakan sosialisasi bahaya layang-layang di daerah Sumenep, Pulau Madura,
Jawa Timur
b)
Community Services
Program
bantuan dalam kegiatan ini berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau
kepentingan umum. Kegiatan yang dilakukan selama tahun 2011, antara lain
memberikan :
- Bantuan bencana alam.
- Bantuan peningkatan kesehatan
di sekitar instalasi PLN, antara lain di Kelurahan Asemrowo, Surabaya yang
berada di sekitar SUTT 150kV Sawahan-Waru.
- Bantuan sarana umum pemasangan
turap untuk warga pedesaan di Kecamatan Rumpin – Kabupaten Bogor, Jawa
Barat serta bantuan pengaspalan jalan umum di Bogor – Buleleng, Bali.
- Bantuan perbaikan sarana
ibadah.
- Operasi Katarak gratis di Aceh,
Pekanbaru, Jawa Barat, dan kota lainnya di Indoenesia
- Bantuan Sarana air bersih,
c)
Community Empowering
Kegiatan
ini terdiri dari program-program yang memberikan akses yang lebih luas kepada
masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Kegiatan yang dilakukan
antara lain:
- Bantuan produksi dan
pengembangan pakan ikan alternatif di sekitar SUTET, bekerja sama dengan
Fakultas Pertanian UGM.
- Bantuan alat pertanian kepada
kelompok tani Ngaran Jaya Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah.
- Bantuan pengembangan budi daya
pertanian pepaya organik untuk komunitas di sekitar Gunung Merapi
Yogyakarta yang bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM.
- Bantuan pengembangan pola tanam
padi SRI produktivitas tinggi
- Bantuan pelatihan pengembangan
budi daya tanaman organik di sekitar instalasi PLN
- Pemberdayaan anggota PKK
Asemrowo, Surabaya.
- Program budi daya jamur tiram
masyarakat Desa Umbul Metro, Lampung.
- Bantuan Pelatihan budidaya
rumput lain di Kalimantan Timur
- Bantuan Pelatihan kelompok tani
tambak ikan tawar Danau Sentani, Papua
- Pelatihan manajemen UKM dan
Kiat-kiat pengembangan UKM di Papua
- Pelatihan manajemen pemasaran
dan keuangan bagi pengrajin souvenir khas Papua
- Penyuluhan pertanian untuk
petani di Genyem, Papua
- Pemberian bibit coklat
masyrakat dibawah ROW P3B Sumatera
2.
PROGRAM DESA MANDIRI ENERGI di antaranya:
v
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
PLTMH di
bangun di areal yang relatif terpencil, sulit diakses oleh jaringan listrik
secara ekonomis, namun memiliki potensi sumber air yang potensial dan luas
hutan yang memadai untuk menjamin pasokan air. Untuk memberi manfaat penerangan
sekaligus mendorong masyarakat setempat memelihara kelestarian lingkungan, PLN
membantu pembangunan PLTMH bekerja sama dengan perguruan tinggi. Salah satu
unit PLTMH hasil kerja sama ini dibangun di Desa Pesawaran Indah, Lampung.
Beberapa
unit PLTMH kerja sama PLN dengan Universitas Gadjah Mada, juga dibangun di
beberapa lokasi lain, yakni:
- Dusun Lebak Picung, menerangi
52 KK, 1 sekolah dasar dan 1 musholla.
- Desa Adat Susuan Karang Asem,
Provinsi Bali dengan kapasitas 25 KW
- Dusun Kampung Sawah, kapasitas
6 KW, menerangi 40 KK
- Dusun Bojong Cisono, kapasitas
6KW, menerangi 70 KK
- Dusun Cibadak, kapasitas 6KW,
menerangi 266 KK
- Dusun Cisuren, kapasitas 12KW,
menerangi 120 KK
- Dusun Ciawi, kapasitas 6KW,
menerangi 180 KK
- Dusun Luewi Gajah, kapasitas
6KW, menerangi 70 KK
- Dusun Parakan Darai, kapasitas
10 KW, menerangi 54 KK
- PLTMH di Sungai Code,
Yogyakarta
v Pembangkit listrik biogas
Pembangit
biogas didirikan di daerah dengan kegiatan peternakan yang dominan. Pembangkit
ini memanfaatkan kotoran ternak, biasanya sapi, sebagai bahan utama. Proses
pembangkitan listrik dilakukan dengan memanfaatkan gas metan dari proses
fermentasi kotoran ternak. Gas metan yang dihasilkan dapat digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik atau dapat digunakan untuk memasak. Sisa
fermentasi dpat digunanakan sebagai pupuk. PLN telah mendukung pengembangan
komunitas berbasis optimalisasi biogas dan potensi lokal di Desa Bojong Sleman
yang mandiri, bekerja sama dengan Fakultas Teknik UGM.
v Pendidikan dan penyuluhan
Selain
kegiatan pembangunan prasarana yang berkaitan dengan energi, dalam Program CSR
Desa Mandiri Energi PLN juga menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan
penyuluhan yang bertujuan memberi pengertian mengenai pengaruh listrik,
jaringan transmisi dan distribusi listrik terhadap lingkungan dan kesehatan
masyarakat selain pelaksanaan program bantuan untuk meningkatkan kemandirian
masyarakat.
v Pelestarian alam, termasuk
penghijauan
Penanaman
dan kegiatan pemeliharaan pohon yang selama ini telah rutin dilakukan untuk
membantu lingkungan dalam pemulihan dampak aktivitas manusia. Pada tahun 2010
sampai dengan 2011 PLN telah menanam pohon sebanyak 126.705 pohon.
3. PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
v
Program Kemitraan (PK)
Program
Kemitraan merupakan program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana yang berasal dari bagian laba
BUMN.
Pelaksanaan
PK umumnya dilakukan melalui pembinaan secara struktural oleh Perseroan
langsung pada Mitra Binaan melalui Kantor Wilayah/Distribusi, Cabang, Unit
Pelayanan, Area Pelayanan (kecuali yang berlokasi sama dengan Kantor
Wilayah/Distribusi). Pelaksanaan PK pada dasarnya dilakukan melalui beberapa
tahap, sebagai berikut:
- Melakukan survei penelitian
lapangan atas permohonan bantuan dari calon Mitra Binaan. Evaluasi kelayakan
dilakukan sesuai kaidah usaha yang layak dan sehat, serta dikoordinasikan
dengan instansi terkait;
- Melakukan pembinaan kemitraan
berupa pendidikan dan pelatihan, pemasaran, bantuan modal kerja, memproses
jaminan kredit, pemantauan dan evaluasi pada Mitra Binaan, pencatatan dan
pembukuan transaksi yang terkait;
- Membuat laporan secara periodik
(triwulan dan tahunan).
v Program Bina Lingkungan
Program
bina lingkungan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bantuan pendidikan bagi
masayarakat sekitar lokasi transmisi dan distribusi yang tidak mampu, namun
memiliki kecerdasan dan kemauan besar untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu,
dilakukan melalui kegiatan pelestarian alam berupa partisipasi program
penghijauan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal bekerja sama dengan
Pemerintah dan realisasi penghijauan sekitar instalasi PLN.
Kegiatan
lain yang dilakukan dalam rangka Bina Lingkungan adalah kegiatan bantuan
bencana alam (BUMN Peduli) yang terjadi di Merapi, Mentawai, Gunung Sinabung,
banjir bandang Wasior dan kegiatan sosial lainnya.
KISAH MITRA BINAAN
JAT’S
CRAFT – KOTA GEDE YOGYAKARTA(PENGRAJIN TEMBAGA)
Salah satu
mitra binaan PT PLN (Persero) yang merasa mendapat manfaat dari Peraturan
Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang PKBL itu adalah Bapak Ojat
Sudrajat Pemilik JAT’S CRAFT di Kota Gede, Yogyakarta. Bapak tiga anak yang
bermigrasi di saat masa kanak-kanaknya ke Yogyakarta dari Sumedang Jawa Barat
mengikuti orang tuanya yang berdarah wiraswasta. Di kota pengrajin tembaga itu,
dimulailah usaha kecil Pak Ojat di tahun 2001. Namun, badai krisis moneter
97-98 berimbas pada usaha kecilnya. Pak Ojat pun membuat banyak proposal ke
hampir seluruh instansi. Tak putus asa hingga di tahun 2000, PKBL PT PLN
(Persero) mencairkan bantuannya sebesar kurang lebih Rp 4 jutaan dan semenjak
itu, ia menjadi mitra binaan PT PLN (Persero).
Dua tahun
setelah menjadi mitra PT PLN (Persero), Jat’s Craft—sudah mengikuti pameran di
Surabaya. Tahun 2003 mengajukan proposal lagi ke PKBL PT PLN (Persero)
setelah pinjaman yang pertama sukses ia tunaikan, PKBL PT PLN (Persero) karena
kepercayaannya memberikan dana Rp 14 juta. tahun 2004 ada pameran ke Singapore.
Gempa bumi Jogjakarta tahun 2006 membuat kegiatan usahanya berhenti. Mulai dari
rumah, workshop dan mesin hancur total. tetapi, PT PLN (Persero) memberi
kelonggaran Satu tahun tidak mengangsur. Tidak hanya kelonggaran angsuran, PT
PLN (Persero) mengajak mitra kerja yang ulet ini untuk pameran ke Berlin.
memberi kesempatan pameran di tingkat internasional untuk menjual
karya-karyanya. “Saya beruntung, sudah lama menjadi mitra PT PLN (Persero),
karena UKM-UKM baru lainnya kalau ingin mendapatkan bantuan, harus ada
jaminannya.
Mungkin
untuk penghindaran kredit macet di masa depan.”Pak Ojat juga mengutarakan bahwa
semestinya ada tingkatan kepercayaan yang lebih tinggi ketika mitra binaan
telah terjalin lebih dari sepuluh tahun. Ini adalah pengalaman Pak Ojat ketika
pameran oleh PT PLN (Persero) di Berlin. Seorang pembeli memesan kerajinannya
hingga 1,3 M rupiah. Tapi, pemesan tersebut hanya mau memberi uang muka 30%
saja, Pak Ojat kelimpungan darimana ia peroleh 20% untuk modal awalnya. “Saya
minta saran dari PT PLN (Persero) saat itu, bahkan saya menawarkan bagi hasil
dengan PT PLN (Persero). Tapi karena belum ada programnya, PLN PT PLN (Persero)
tidak bisa mencairkan dana untuk saya. Ya sudah, saya lepas pesanan itu karena
memang saya tidak punya modal cukup.” Akan tetapi, hal itu tidak membuatnya
putus asa. Justru memacu Pak Ojat semakin kreatif dan ulet lagi.
3.Jelaskan perkembangan bisnis internasional pada kurun
waktu 5 tahun terakhir dan 10 tahun mendatang ?
indonesia merupakan negara produsen karet alam kedua
terbesar di dunia setelah Thailand. Pada tahun 2006, produksi karet alam
mencapai 2,64 juta ton, lebih dari 90% nya (2,45 juta ton) adalah jenis Crumb
Rubber yang dihasilkan oleh sekitar 115 pabrik Crumb Rubber di seluruh
Indonesia. Industri Crumb Rubber (karet remah) memiliki arti yang sangat
penting bagi perolehan devisa sekaligus penyerapan tenaga kerja. Sebagai
gambaran pada tahun 2006, industri crumb rubber berhasil meraup devisa ekspor
senilai US$ 3,77 Milyar, hampir 50% dari nilai ekspor produk pertanian. Tenaga
kerja yang terserap di bidang produksi crumb rubber mencapai + 100.000,
sedangkan dibidang penyediaan bahan baku (petani karet) lebih dari 6 juta
orang, belum termasuk para pedagang pengumpul. Luas areal tanaman karet di
Indonesia pada saat ini 3,309 juta ha, dimana 84,49% (2,796 ha) merupakan
perkebunan rakyat. Oleh karena itu, maju mundurnya kinerja industri karet alam
di dalam negeri akan memberikan
dampak yang cukup luas bagi kesejahteraan rakyat.
Menurut data International Rubber Study Group (2007), dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir konsumsi karet alam di dalam negeri meningkat rata-rata sebesar 10,98
% per tahun, sedangkan di dunia internasional meningkat rata-rata 4,72 % per
tahun. Peningkatan harga minyak bumi yang sangat tajam di pasaran
internasional, menyebabkan permintaan terhadap karet alam naik pesat, karena
karet sintetis yang bahan bakunya berasal dari fraksi minyak bumi harganya ikut
meningkat tajam. Terkait dengan hal itu beberapa lembaga perkaretan
internasional memprediksi permintaan karet alam dunia ke depan akan meningkat
lebih tinggi yaitu pada tahun 2007 diperkirakan sebesar 6,2 % dan tahun 2008
sebesar 7,5 %.
Peluang yang cerah bagi perkaretan nasional tentunya hanya
bisa diraih jika Indonesia mampu meningkatkan kinerja agroindustri karetnya,
antara lain melalui peningkatan mutu crumb rubber. Terkait dengan itu,
akhir-akhir ini banyak muncul keluhan (complaint) dari beberapa pihak
pengimport karet alam (terutama pabrik ban) terhadap mutu Crumb Rubber asal
Indonesia, karena disinyalir mengandung kontaminan kimiawi yang sangat
berpengaruh terhadap mutu produk karet hilirnya.
Secara garis besar, kontaminan pada bokar dapat dibedakan
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama bersifat innert (fisik), contohnya
adalah pasir, kerikil, tatal, ranting, daun-daun dan bekas-bekas tali, sudah
biasa terkandung di dalam bokar terutama dari perkebunan rakyat, relatip mudah
dikeluarkan karena kasat mata, serta pabrik sudah memiliki berbagai perangkat
mesin pembersih mulai dari bale cutter, prebreaker, hammer-mill, hingga kreper.
Jenis kontaminan yang kedua adalah bersifat kimiawi, sepintas berwarna
menyerupai bokar sehingga sukar dilihat tanpa pengematan yang jeli, contohnya
adalah vulkanisat dari reject barang jadi lateks (busa, sarung tangan, balon,
dll), dan sisa-sisa koagulan asam keras.