Monday 28 March 2016

PERBANDINGAN AKUNTANSI DI AMERIKA, EROPA DAN ASIA



PERBANDINGAN AKUNTANSI DI AMERIKA, EROPA DAN ASIA

A.          Analisa Komparatif Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia

Akuntansi dan laporan keuangan pada dasarnya untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan suatu keputusan ekonomi pada suatu negara. Oleh karena itu setiap negara memiliki sistem akuntansi yang berbeda – beda dikarenakan setiap negara memiliki kepentingan yang berbeda – beda dengan negara lain. Perbedaan ini yang melatarbelakangi adanya analisa perbandingan akuntansi.
Untuk sistem akuntansi yang pertama adalah sistem akuntansi Amerika, Negara amerika merupakan salah satu dari beberapa negara yang telah mendirikan komite standar akuntansi internasioanal (internasional accounting standards committee). Akuntansi di amerika serikat diatur oleh badan sektor khusus dewan standar akuntansi keuangan (financial accounting standard board – FASB), walaupun Amerika memiliki badan khusus yang mengatur tetapi banyak kemiripan sistem akuntansi dengan negara eropa terutama inggris, kesamaan tersebut dilatarbelakangi historis dari kedua negara. Walaupun demikian, Amerika tidak sama sepenuhnya dengan sistem akuntansi di Inggris. Di Amerika Serikat lebih memfokuskan pada perusahaan besar dan cenderung lebih mementingkan ketertarikan para investor
Pada sistem Akuntansi di Benua Eropa sekarang telah mengalami perubahan gaya ekonomi yang dulu bersifat sosialis, sekarang telah mengikuti ekonomi pasar barat. Sebelum mengalami perubahan sistem akuntansi di Eropa lebih menekankan laba pada perusahaan dan fokus pada pemungutan pajak.
Pada sistem akuntansi di benua Asia lebih mengacu pada sitem akuntansi di Benua Eropa dan Amerika. Belakangan ini banyak negara – negara di Asia mengalami krisis Financial, dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara menggunakan kualitas yang lebih tinggi pada standar akuntansi.
Dengan ada nya perbedaan sistem akuntansi yang ada di berbagai negara memunculkan permasalahan pada perusahaan multinasional dari analisa laporan keuangan, dikarenakan adanya perbedaan sistem akuntasi.
Banyak faktor yang melatarbelakangi perbedaan tersebut antara lain :
a)      Sistem Politik
b)      Pertumbuhan Ekonomi
c)      Peraturan Perpajakan
d)     Profesi Akuntan
e)      Pendidikan

B.            Standar dan Praktik Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia

Ø  Standar

Tujuan akuntansi dan laporan keuangan pada dasarnya untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan suatu keputusan ekonomi. Untuk itu dibutuhkan suatu Standar Akuntansi Keuangan yang baik dan dapat dimengerti oleh berbagai pihak pengguna laporan keuangan
Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi.Standar akuntansi merupakan suatu aturan yang di dalamnya terdapat sebuah hukum dasar yang mengatur tentang penyusunan laporan keuangan. 
Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB)  medefinisikan Standar Akuntansi sebagai berikut:
“Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan  praktik yang dipilih dan dianggap berterima umum.”

Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar akuntansi merupakan hasil penetapan standar. Tetapi dalam praktiknya berbeda dari yang ditentukan oleh standar. Ada empat alasan yang menjelaskan hal tersebut, antara lain:
1.        Di kebanyakan negara hukuman atas ketidak patuhan dengan ketentuan akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif.
2.        Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan.
3.        Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi  jika dengan melakukannnya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasilnya.
4.        Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi.

Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.

Setiap negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Setiap negara menggunakan standar pelaporan yang sangat mungkin divergen antara satu dengan yang lain. Tidak ada jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang disajikan di antara negara-negara yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan bahasa yang sama. Perbedaan standar ini pada ujungnya juga akan menghambat para pelaku bisnis internasional dalam mengambil keputusan bisnisnya. Contoh Standar Akuntansi di Beberapa negara adalah sebagai berikut:

1.      Indonesia (di Benua Asia) memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai “Bahasa Bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia.
2.      Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting principles (GAAP) yang diliris oleh Financial Accounting Standard Board (FASB).
3.      Uni Eropa memiliki Internal Accounting Standard (IAS) yang kini menjadi International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) dan seterusnya.

Ø  Praktek

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh Amerika Serikat dalam kancah internasional sangat kuat dalam hampir segala aspek kehidupan, acapkali kita sulit membedakan mana yang internasional dan mana yang Amerika. Faktanya, dalam dunia akuntansi saat ini standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat yang disusun oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) diikuti oleh beberapa negara, baik secara langsung maupun modifikasi. Sementara Internasional Accounting Standards (IASs), yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Committee (IASC), belum diikuti oleh semua negara, bahkan oleh negara-negara anggota yang tergabung dalam IASC tersebut.
Namun sejauh ini yang leading menjadi standar acuan adalah International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). IASB adalah badan pengatur standar dari International Accounting Standards Committee Foundation, sebuah lembaga independen nirlaba internasional yang bergerak di bidang pelaporan keuangan yang berkedudukan di Inggris. Saat ini, lebih dari 100 negara telah diwajibkan atau membolehkan penerapan IFRS dan diperkirakan akan semakin banyak negara di dunia menggunakan IFRS. Bahkan 10 negara yang pasar modalnya sudah mendunia telah melakukan konvergensi ke IFRS, yaitu, Jepang, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Switzerland, Australia, termasuk Amerika Serikat sudah menyatakan akan melakukan konvergensi ke IFRS.
Untuk Indonesia, sejak revisi PSAK tahun 1994, IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar PSAK kepada IFRS. Selanjutnya, harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi yang ditujukan dalam bentuk konvergensi. Sebagai langkah awal, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DASK-IAI) akan mengkonvergensikan PSAK secara penuh dengan IFRS melalui 3 tahapan, yaitu tahap adopsi, persiapan akhir, dan implementasi. Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011, meliputi aktivitas adopsi seluruh PSAK ke IFRS, persiapan infrastruktur, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Dengan demikian, konvergensi PSAK diharapkan dapat meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan dan mengurangi biaya penyusunan, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan melalui peningkatan kualitas dan daya banding serta menyelaraskan dengan pengaturan yang berlaku secara internasional.
C.            International Financial Reporting Standard

               Ø  IFRS di Amerika, Eropa, dan Asia

Perbedaan standar akuntansi disetiap negara menyulitkan para pengguna laporan keuangan terutama bagi para analis, auditor, investor, dan kreditor yang lingkup kerjanya melewati batas negara dalam memahami laporan keuangan yang disajikan dengan standar yang berbeda-beda. Tentunya hal ini akan menghambat operasi bisnis dan pasar modal yang bersifat internasional.
Adanya prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama IASB atau International Accounting Standar Boardyang mengeluarkan International Financial Report Standards (IFRS).
 IFRS merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi. IFRS seakan menjawab segala permasalahan akan kredibilitas dan transparansi pelaporan keuangan.
IFRS telah diterapkan oleh banyak negara, termasuk negara-negara di Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Dikawasan Asia, Hongkong, Filipina dan Singapura juga sudah melakukannya. Sejak tahun 2008, diperkirakan ada sekitar 85 negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan.
FRS diterbitkan oleh International Accounting Standar Committee (IASC) yang sekarang berubah nama menjadi International Acounting Standar Board (IASB). Tujuan IASB adalah untuk merumuskan dan menerbitkan standar standar akuntansi yang akan diamati dalam penyajian laporan keuangan dan untuk mempromosikan seluruh penerimaan dan ketaatan mereka di dunia (Schroeder,dkk.,2009:82-83).
Antara tahun 1973 sampai dengan 2001 IASB menerbitkan International Accounting Standards (IAS). Kemudian IAS disepakati sebagai standar akuntansi internasional yang diharapkan dapat dijadikan pegangan dalam penyusunan laporan keuangan yang berskala global. Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya IFRS (Choi, 2005). Natawidnyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standards(IAS).
Dalam penerapan IFRS setiap negara mempunyai cara yang berbeda. Secara garis besar cara-cara yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi standarisasi, harmonisasi dan konvergensi. Standarisasi adalah penetapan aturan yang kaku, sempit dan terjadi penerapan standar/aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar negara, oleh karena itu sulit untuk diimplemantasikan secara internasional (Tunggal, 2008).
Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka sehingga sangat mungkin ada perbedaan antara standar yang dianut oleh negara tersebut dengan standar internasional. Artinya suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional, namun hanya membuat agar standar akuntansi yang dimiliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
IFRS diterbitkan sebagai upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Adapun tujuan penerapan IFRS adalah:
1.      Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas tinggi
2.      Transparansi bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
3.      Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
4.      Meningkatkan investasi Di Indonesia, saat ini menggunakan Prinsip-prinsip Akuntansi Berterima (yang berlaku) Umum atau istilahnya PABU yang disusun oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang
Adapun tujuan penerapan IFRS adalah: (1)Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas tinggi; (2)Transparansi bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan; (3)Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna; dan (5)Meningkatkan investasi. Ada beberapa alasan munculnya akuntansi internasional atau yang dikenal dengan IFRS yaitu: (1)Semakin luasnya jangkauan perusahaan multi nasional; (2)Adanya investasi dari dan ke luar negeri; (3)Fluktuasi keuangan yang menimbulkan perubahan kurs valas; dan (4)Di dalam pasar modal USA yaitu NYSE (New York Stock Exchange), dimana terdapat 1.200 perusahaan asing yang terdaftar.

Negara yang telah mengadopsi sistem IFRS contohnya seperti:

Amerika:   Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Metode akuntansi penggabungan usaha, goodwill yang timbul dari akuisisi, pencatatan investasi dalam perusahaan asosiasi, penyusutan, akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan dan pencadangan untuk perataan penghasilan sudah sama dengan IFRS; (b) Penilaian asset, penilaian persediaan berbeda dengan IFRS.
Belanda:  Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Peraturan yang sudah sama tentang akuntansi penggabungan usaha, pencatatan investasi untuk perusahaan asosiasi, penilaian asset, penyusutan asset tetap, akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan; (b) Peraturan yang belum sama tentang pencatatan goodwill, penilaian persediaan, perataan penghasilan.
Inggris:   Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Persamaan UKGAAP dengan IFRS tentang metode penggabungan usaha, pencatatan investasi, penilaian asset, penyusutan, penilaian persediaan, akuntansi kerugian, Lease, pajak yang ditangguhkan; (b) Perbedaan dengan IFRS dalam hal perlakuan terhadap goodwill, adanya pencadangan untuk perataan penghasilan.
Jepang:    Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Praktek akuntansi yang sudah sama tentang metode penggabungan usaha, pencatatan investasi, akuntansi kemungkinan kerugian, leases, pajak yang ditangguhkan; (b) Praktek akuntansi yang belum sama tentang goodwill, penilaian asset, penyusutan asset, penilaian persediaan, cadangan perataan penghasilan
Perancis:     Usaha mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Beberapa aturan yang sama dengan IFRS adalah tentang metode penggabungan usaha, pencatatan invetasi, penilaian persediaan; (b) Sedang yang belum sama adalah tentanggoodwill, penilaian asset, penyusutan, leases, pajak yang ditangguhkan, ada cadangan untuk perataan penghasilan.
Indonesia:  Baru sedikit SAK di Indonesia yang sama dengan IFRS, yaitu tentang penyusutan, akuntansi untuk kerugian, leases, pajak yang ditangguhkan dan perataan penghasilan. Aturan yang lain belum sesuai dengan IFRS

v  Referensi
http://www.slideshare.net/XINYOUWANZ/tugas-akuntansi-internasional. (Diakses Pada, 26 Maret 2016. 17:30 WIB).
Ferry Danu Prasetya. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi-Vol, No.4, Juli 2012. Unika Widya Mandala Surabaya. (Diakses pada, 25 Maret 2016.23:00 WIB).

Intan Immanuela. Adopsi Penuh dan Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional. Universitas Widya Mandala Madiun. (Diakses Pada, 18 Maret 2016. 15:30 WIB).
Natalia Titiek Wiyani, S.Pd. Standarisasi, Harmonisasi dan Konvergensi IFRS (International Finance Reporting Standar and Practices). (Diakses Pada, 25 Maret 2016. 10:10 WIB)

Santyani Sinaga, Wahyudi Nor dan Eva Wulandari. Perbedaan Persepsi Akuntan Pendidik, Mahasiswa dan Praktisi terhadap Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia (Diakses pada, 27 maret. 16:00 WIB)

 Lea Emilia Farida dan Sirajudin, 2011. “Tinjauan Terhadap Konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standarts) Dengan PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) Di Indonesia”, Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 1 : 98 – 102. Politeknik Negeri Banjarmasin. (Diakses pada, 27 Maret 2016. 16:29 WIB).

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : Muhammad Rizki Abdurrahman
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOM






1 comment:

  1. Akuntansi Eropa menekankan pada neraca lajur, banyaknya lajur. Amerika menekankan banyaknya buku pembantu sub ledger

    ReplyDelete