PERBANDINGAN
AKUNTANSI DI AMERIKA, EROPA DAN ASIA
A.
Analisa Komparatif Akuntansi di
Amerika, Eropa, dan Asia
Akuntansi
dan laporan keuangan pada dasarnya untuk menyediakan informasi keuangan suatu
badan usaha yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai
dasar pengambilan suatu keputusan ekonomi pada suatu negara. Oleh karena itu
setiap negara memiliki sistem akuntansi yang berbeda – beda dikarenakan setiap
negara memiliki kepentingan yang berbeda – beda dengan negara lain. Perbedaan ini
yang melatarbelakangi adanya analisa perbandingan akuntansi.
Untuk
sistem akuntansi yang pertama adalah sistem akuntansi Amerika, Negara amerika
merupakan salah satu dari beberapa negara yang telah mendirikan komite standar
akuntansi internasioanal (internasional accounting standards committee).
Akuntansi di amerika serikat diatur oleh badan sektor khusus dewan standar
akuntansi keuangan (financial accounting standard board – FASB), walaupun
Amerika memiliki badan khusus yang mengatur tetapi banyak kemiripan sistem
akuntansi dengan negara eropa terutama inggris, kesamaan tersebut
dilatarbelakangi historis dari kedua negara. Walaupun demikian, Amerika tidak
sama sepenuhnya dengan sistem akuntansi di Inggris. Di Amerika Serikat lebih
memfokuskan pada perusahaan besar dan cenderung lebih mementingkan ketertarikan
para investor
Pada
sistem Akuntansi di Benua Eropa sekarang telah mengalami perubahan gaya ekonomi
yang dulu bersifat sosialis, sekarang telah mengikuti ekonomi pasar barat.
Sebelum mengalami perubahan sistem akuntansi di Eropa lebih menekankan laba
pada perusahaan dan fokus pada pemungutan pajak.
Pada
sistem akuntansi di benua Asia lebih mengacu pada sitem akuntansi di Benua
Eropa dan Amerika. Belakangan ini banyak negara – negara di Asia mengalami krisis
Financial, dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan cara menggunakan kualitas yang lebih tinggi pada standar akuntansi.
Dengan
ada nya perbedaan sistem akuntansi yang ada di berbagai negara memunculkan
permasalahan pada perusahaan multinasional dari analisa laporan keuangan,
dikarenakan adanya perbedaan sistem akuntasi.
Banyak faktor yang melatarbelakangi perbedaan
tersebut antara lain :
a) Sistem
Politik
b) Pertumbuhan
Ekonomi
c) Peraturan
Perpajakan
d) Profesi
Akuntan
e) Pendidikan
B.
Standar
dan Praktik Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia
Ø Standar
Tujuan
akuntansi dan laporan keuangan pada dasarnya untuk menyediakan informasi
keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan sebagai dasar pengambilan suatu keputusan ekonomi. Untuk itu
dibutuhkan suatu Standar Akuntansi Keuangan yang baik dan dapat dimengerti oleh
berbagai pihak pengguna laporan keuangan
Standar
akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar)
yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses
perumusan atau formulasi standar akuntansi.Standar akuntansi merupakan suatu
aturan yang di dalamnya terdapat sebuah hukum dasar yang mengatur tentang
penyusunan laporan keuangan.
Menurut Financial
Accounting Standard Board (FASB) medefinisikan Standar
Akuntansi sebagai berikut:
“Standar
Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga
laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan
lebih mudah kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan
praktik yang dipilih dan dianggap berterima umum.”
Penetapan
standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar
akuntansi merupakan hasil penetapan standar. Tetapi dalam praktiknya berbeda
dari yang ditentukan oleh standar. Ada empat alasan yang menjelaskan hal
tersebut, antara lain:
1.
Di kebanyakan negara hukuman atas
ketidak patuhan dengan ketentuan akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif.
2.
Secara suka rela perusahaan boleh
melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan.
3.
Beberapa negara memperbolehkan
perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannnya
operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik
hasilnya.
4.
Di beberapa negara standar akuntansi
hanya berlaku untuk laporan keuangan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan
konsolidasi.
Standar
akuntansi merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan
yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan
standar standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan.
Setiap
negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Setiap negara
menggunakan standar pelaporan yang sangat mungkin divergen antara satu
dengan yang lain. Tidak ada jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang
disajikan di antara negara-negara yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan
bahasa yang sama. Perbedaan standar ini pada ujungnya juga akan menghambat para
pelaku bisnis internasional dalam mengambil keputusan bisnisnya. Contoh Standar
Akuntansi di Beberapa negara adalah sebagai berikut:
1.
Indonesia (di Benua Asia) memiliki
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai “Bahasa
Bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia.
2.
Amerika Serikat memiliki Generally
Accepted Accounting principles (GAAP) yang diliris oleh Financial Accounting
Standard Board (FASB).
3.
Uni Eropa memiliki Internal Accounting
Standard (IAS) yang kini menjadi International Financial Reporting Standard
(IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) dan
seterusnya.
Ø Praktek
Tidak
dapat dipungkiri bahwa pengaruh Amerika Serikat dalam kancah internasional
sangat kuat dalam hampir segala aspek kehidupan, acapkali kita sulit membedakan
mana yang internasional dan mana yang Amerika. Faktanya, dalam dunia akuntansi
saat ini standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat yang disusun oleh
Financial Accounting Standards Board (FASB) diikuti oleh beberapa negara, baik
secara langsung maupun modifikasi. Sementara Internasional Accounting Standards
(IASs), yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Committee
(IASC), belum diikuti oleh semua negara, bahkan oleh negara-negara anggota yang
tergabung dalam IASC tersebut.
Namun
sejauh ini yang leading menjadi standar acuan adalah International Financial
Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting
Standard Board (IASB). IASB adalah badan pengatur standar dari International
Accounting Standards Committee Foundation, sebuah lembaga independen nirlaba
internasional yang bergerak di bidang pelaporan keuangan yang berkedudukan di
Inggris. Saat ini, lebih dari 100 negara telah diwajibkan atau membolehkan
penerapan IFRS dan diperkirakan akan semakin banyak negara di dunia menggunakan
IFRS. Bahkan 10 negara yang pasar modalnya sudah mendunia telah melakukan
konvergensi ke IFRS, yaitu, Jepang, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman,
Hongkong, Spanyol, Switzerland, Australia, termasuk Amerika Serikat sudah
menyatakan akan melakukan konvergensi ke IFRS.
Untuk
Indonesia, sejak revisi PSAK tahun 1994, IAI telah memutuskan untuk melakukan
harmonisasi standar PSAK kepada IFRS. Selanjutnya, harmonisasi tersebut diubah
menjadi adopsi yang ditujukan dalam bentuk konvergensi. Sebagai langkah awal,
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DASK-IAI) akan
mengkonvergensikan PSAK secara penuh dengan IFRS melalui 3 tahapan, yaitu tahap
adopsi, persiapan akhir, dan implementasi. Tahap adopsi dilakukan pada periode
2008-2011, meliputi aktivitas adopsi seluruh PSAK ke IFRS, persiapan infrastruktur,
dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Dengan demikian, konvergensi PSAK
diharapkan dapat meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan dan
mengurangi biaya penyusunan, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan
keuangan melalui peningkatan kualitas dan daya banding serta menyelaraskan
dengan pengaturan yang berlaku secara internasional.
C.
International
Financial Reporting Standard
Ø IFRS
di Amerika, Eropa, dan Asia
Perbedaan
standar akuntansi disetiap negara menyulitkan para pengguna laporan keuangan
terutama bagi para analis, auditor, investor, dan kreditor yang lingkup
kerjanya melewati batas negara dalam memahami laporan keuangan yang disajikan
dengan standar yang berbeda-beda. Tentunya hal ini akan menghambat operasi
bisnis dan pasar modal yang bersifat internasional.
Adanya
prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya
kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Oleh karena
itu muncul organisasi yang bernama IASB atau International Accounting Standar
Boardyang mengeluarkan International Financial Report Standards (IFRS).
IFRS merupakan standar tunggal pelaporan
akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang
meliputi penilaian profesional yang kuat dengan pengungkapan yang jelas dan
transparan mengenai substansi ekonomis transaksi. IFRS seakan menjawab segala
permasalahan akan kredibilitas dan transparansi pelaporan keuangan.
IFRS
telah diterapkan oleh banyak negara, termasuk negara-negara di Uni Eropa, Afrika,
Asia, Amerika Latin dan Australia. Dikawasan Asia, Hongkong, Filipina dan
Singapura juga sudah melakukannya. Sejak tahun 2008, diperkirakan ada sekitar
85 negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global
menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan.
FRS
diterbitkan oleh International Accounting Standar Committee (IASC) yang
sekarang berubah nama menjadi International Acounting Standar Board (IASB).
Tujuan IASB adalah untuk merumuskan dan menerbitkan standar standar akuntansi
yang akan diamati dalam penyajian laporan keuangan dan untuk mempromosikan
seluruh penerimaan dan ketaatan mereka di dunia (Schroeder,dkk.,2009:82-83).
Antara
tahun 1973 sampai dengan 2001 IASB menerbitkan International Accounting
Standards (IAS). Kemudian IAS disepakati sebagai standar akuntansi
internasional yang diharapkan dapat dijadikan pegangan dalam penyusunan laporan
keuangan yang berskala global. Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya IFRS
(Choi, 2005). Natawidnyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang
menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting
Standards(IAS).
Dalam
penerapan IFRS setiap negara mempunyai cara yang berbeda. Secara garis besar
cara-cara yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi standarisasi,
harmonisasi dan konvergensi. Standarisasi adalah penetapan aturan yang kaku,
sempit dan terjadi penerapan standar/aturan tunggal dalam segala situasi.
Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar negara, oleh karena
itu sulit untuk diimplemantasikan secara internasional (Tunggal, 2008).
Harmonisasi
jauh lebih fleksibel dan terbuka sehingga sangat mungkin ada perbedaan antara
standar yang dianut oleh negara tersebut dengan standar internasional. Artinya
suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara
internasional, namun hanya membuat agar standar akuntansi yang dimiliki tidak
bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
IFRS
diterbitkan sebagai upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan
mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi
keuangan. Adapun tujuan penerapan IFRS adalah:
1. Memastikan
bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas
tinggi
2. Transparansi
bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
3. Dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
4. Meningkatkan
investasi Di Indonesia, saat ini menggunakan Prinsip-prinsip Akuntansi
Berterima (yang berlaku) Umum atau istilahnya PABU yang disusun oleh IAI
(Ikatan Akuntan Indonesia) yang
Adapun tujuan penerapan IFRS adalah: (1)Memastikan
bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas
tinggi; (2)Transparansi bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan sepanjang
periode yang disajikan; (3)Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi
manfaat untuk para pengguna; dan (5)Meningkatkan investasi. Ada beberapa alasan
munculnya akuntansi internasional atau yang dikenal dengan IFRS yaitu:
(1)Semakin luasnya jangkauan perusahaan multi nasional; (2)Adanya investasi
dari dan ke luar negeri; (3)Fluktuasi keuangan yang menimbulkan perubahan kurs
valas; dan (4)Di dalam pasar modal USA yaitu NYSE (New York Stock Exchange),
dimana terdapat 1.200 perusahaan asing yang terdaftar.
Negara yang telah mengadopsi sistem IFRS contohnya
seperti:
Amerika: Usaha mengkonvergensi dengan
IFRS meliputi: (a) Metode akuntansi penggabungan usaha, goodwill yang
timbul dari akuisisi, pencatatan investasi dalam perusahaan asosiasi,
penyusutan, akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan
dan pencadangan untuk perataan penghasilan sudah sama dengan IFRS;
(b) Penilaian asset, penilaian persediaan berbeda dengan IFRS.
Belanda: Usaha mengkonvergensi dengan IFRS
meliputi: (a) Peraturan yang sudah sama tentang akuntansi
penggabungan usaha, pencatatan investasi untuk perusahaan asosiasi, penilaian
asset, penyusutan asset tetap, akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan,
pajak tangguhan; (b) Peraturan yang belum sama tentang pencatatan
goodwill, penilaian persediaan, perataan penghasilan.
Inggris: Usaha
mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Persamaan UKGAAP dengan
IFRS tentang metode penggabungan usaha, pencatatan investasi,
penilaian asset, penyusutan, penilaian persediaan, akuntansi kerugian, Lease,
pajak yang ditangguhkan; (b) Perbedaan dengan IFRS dalam
hal perlakuan terhadap goodwill, adanya pencadangan untuk perataan
penghasilan.
Jepang: Usaha
mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Praktek akuntansi yang sudah
sama tentang metode penggabungan usaha, pencatatan investasi,
akuntansi kemungkinan kerugian, leases, pajak yang ditangguhkan;
(b) Praktek akuntansi yang belum sama tentang goodwill, penilaian
asset, penyusutan asset, penilaian persediaan, cadangan perataan penghasilan
Perancis: Usaha
mengkonvergensi dengan IFRS meliputi: (a) Beberapa aturan yang sama dengan
IFRS adalah tentang metode penggabungan usaha, pencatatan invetasi,
penilaian persediaan; (b) Sedang yang belum sama
adalah tentanggoodwill, penilaian asset, penyusutan, leases, pajak yang
ditangguhkan, ada cadangan untuk perataan penghasilan.
Indonesia: Baru sedikit SAK di
Indonesia yang sama dengan IFRS, yaitu tentang penyusutan, akuntansi untuk
kerugian, leases, pajak yang ditangguhkan dan perataan penghasilan. Aturan yang
lain belum sesuai dengan IFRS
v Referensi
http://www.slideshare.net/XINYOUWANZ/tugas-akuntansi-internasional.
(Diakses Pada, 26 Maret 2016. 17:30 WIB).
Ferry Danu Prasetya. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi-Vol, No.4, Juli 2012. Unika Widya
Mandala Surabaya. (Diakses pada, 25 Maret 2016.23:00 WIB).
Intan Immanuela. Adopsi Penuh dan Harmonisasi Standar Akuntansi
Internasional. Universitas Widya Mandala Madiun. (Diakses Pada, 18 Maret 2016.
15:30 WIB).
Natalia Titiek Wiyani, S.Pd. Standarisasi, Harmonisasi dan Konvergensi
IFRS (International Finance Reporting Standar and Practices). (Diakses Pada, 25
Maret 2016. 10:10 WIB)
Santyani Sinaga, Wahyudi Nor
dan Eva Wulandari. Perbedaan Persepsi Akuntan Pendidik, Mahasiswa dan Praktisi
terhadap Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di
Indonesia (Diakses pada, 27 maret. 16:00 WIB)
Lea Emilia Farida dan Sirajudin,
2011. “Tinjauan Terhadap Konvergensi IFRS (International Financial Reporting
Standarts) Dengan PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) Di
Indonesia”, Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 1 : 98 – 102. Politeknik
Negeri Banjarmasin. (Diakses pada, 27 Maret 2016. 16:29 WIB).
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama
: Muhammad Rizki Abdurrahman
Dosen
: Jessica Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOM
Akuntansi Eropa menekankan pada neraca lajur, banyaknya lajur. Amerika menekankan banyaknya buku pembantu sub ledger
ReplyDelete