DAMPAK
INFLASI DAN RESESI TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat
belakangan ini ditambah kenaikan harga-harga komoditas penting, termasuk bahan
pangan dan minyak bumi, tampaknya akan mengarah kepada terjadinya resesi ekonomi
global. Kondisi ini akan semakin menyulitkan pemerintah dalam mengatasi masalah
kemiskinan di Indonesia yang masih tergolong tinggi.Masalah kemiskinan tersebut
diperparah lagi dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok dalam beberapa
bulan terakhir. Harga beras, kacang kedelai, susu, dan minyak goreng naik
bahkan baru baru ini bawang pun ikut melambung harga nya
Kebutuhan pokok yang merupakan hal utama bagi
rakyat kecil untuk memasak pun semakin langka.Kalaupun ada, harga nya kerap
sudah membubung tinggi Kondisi-kondisi ini menyebabkan masyarakat miskin dan
masyarakat berpendapatan tetap dan rendah semakin terimpit persoalan-persoalan
ekonomi yang membuat mereka semakin tidak berdaya dan akhirnya mengambil jalan
pintas. Salah satu stasiun televisi Tanah Air belum lama ini juga menayangkan
laporan tentang beberapa anak yang mengalami busung lapar yang terjadi di
berbagai daerah di Indonesia. Meski fenomena ini mungkin pernah terjadi
sebelumnya, paling tidak peristiwa-peristiwa ini sekali lagi membuka mata kita
lebar-lebar bahwa kemiskinan bukan hanya data di atas kertas, tetapi sudah
merupakan fakta.
Memang permasalahan ekonomi yang mendera
masyarakat Indonesia tidak semata berasal dari persoalan ekonomi dalam negeri.
Kenaikan harga minyak mentah dunia yang sudah melebihi USD109 per barel membuat
ruang gerak fiskal pemerintah semakin terbatas karena beban subsidi melonjak
sehingga penghematan harus dilakukan di sana-sini, termasuk untuk urusan-urusan
yang menyangkut kesejahteraan rakyat. Penyebab lainnya adalah kenaikan
harga-harga komoditas pangan pokok yang disebabkan tingginya permintaan dunia
dan gagal panen akibat perubahan iklim global yang tidak kondusif. Tingginya
permintaan beberapa komoditas pangan seperti minyak sawit juga tidak terlepas
dari upaya untuk mendapatkan energi alternatif menyusul tingginya harga minyak
mentah dunia.
ISI
A. Apa yang dimaksud dengan
inflasi?
Berbicara
tentang inflasi maka yang umumnya akan terjadi adalah kenaikan harga, penurunan
tingkat pendapatan rill,
melemahnya konsumsi agregat, dan ekspor - impor yang terganggu. Fenomena–
fenomena tersebut memang umumnya terjadi ketika inflasi namun dengan catatan
kondisi itu baru akan
terjadi ketika inflasi
sudah berada pada level di atas 10%. Untuk lebih jelasnya saya akan
menguraikan tentang hakikat dari inflasi itu sendiri.
Inflasi merupakan suatu keadaan dimana peredaran uang secara umum lebih besar dibandingkan
peredaran barang di suatu negara
pada periode tertentu. Suatu negara atau wilayah baru dapat
dikatakan menghadapi inflasi
apabila terpenuhi 3 syarat antara lain:
1. Kenaikan harga
2. Terjadi secara umum
3. Berlangsung terus menerus
Bila salah satu
syarat tidak terpenuhi maka suatu negara tidak dapat dikatakan mengalami
inflasi. Misalkan terjadi kenaikan harga cabe sebesar 20% di Indonesia. Bila
kenaikan harga cabe tidak diikuti dengan kenaikan komoditas atau barang -
barang secara umum maka tidak dapat dikatakan bahwa Indonesia mengalami
inflasi. Seandainya juga terjadi kenaikan BBM yang mendorong harga - harga
barang secara umum naik namun hanya berlangsung sesaat juga tidak dapat
dikatakan sebagai suatu keadaan dimana negara berada dalam keadaan inflasi.
Untuk lebih mengerti masalah inflasi yang sangat actual ini, kita
berpangkal dari pengertian
keseimbangan antara arus barang dan arus uang.
Kalau semuanya itu berjalan lancar dan ada kecocokan maka keadaan
ekonomi nasional dikatakan dalam keadaan seimbang.
- Produksi berjalan dengan lancar
dan ada kecocokan maka keadaan ekonomi nasional di katakan dalam keadaan
seimbang
- Hasil produksi terjual sama
dengan apa yang dibeli oleh masyarakat (tak terlalu banyak dan tak terlalu
sedikit) dengan harga yang tidak terlalu mahal/murah.
- Jumlah uang beredar tepat cukup
untuk melayani kebutuhan ekonomi
- Tanda kecocokan yang jelas harga – harga stabil
Kenyataan harga – harga tidak selalu stabil,
mungkin terjadi inflasi, mungkin juga resesi, bahkan bisa jadi stagnansi.
Ketidakstabilan harga – harga ini merupakan suatu tanda bahwa tidak ada kecocokan antara arus barang
dan arus uang, antara produksi dan pembelanjaan masyarakat, antara supply dan
demand.
B. Sebab – sebab terjadinya inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan
dan yang kedua adalah desakan produksi dan distribusi. Untuk sebab pertama
lebih dipengaruhi dari peran Negara dalam kebijakan moneter (bank sentral)
sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan
eksekutor yang dalam hal ini dipegnag oleh pe,erintah seperti fiscal, kebijakan
pembangunan infrastruktur, regulasi , dll.
- inflasi tarikan permintaan
terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya
dipicu oleh membanjir nya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan
yang tinggi dan memicu perubahaan pada tingkat harga. Meningkatnya
permintaan terhadap factor produksi itu kemudian menyebabkan harga factor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situsasi
full employment dimana buasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume
likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga
disebabkan oleh banyak factor.
- Inflasi desakan biaya terjadi
akibat adanya kelangkaan produksi atau juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang
meningkatkan secara signifikan. Berkurang nya produksi sendiri bias
terjadi akibat berbagai hal seperti bencana alam, cuaca atau kelangkaan
bahan baku.
C. Dampak inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan negative
- Dampak positif
·
Peredaran / perputaran
barang lebih cepat
·
Produksi barang- barang
bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah
·
Kesmpatan bekerja
bertambah, karena terjadi tambhan investasi
·
Pendpatan nominal bertambha,
tetepi rill berkurang karena kenaikan pendapatan kecil.
- Dampak
negative
·
Harga barang dan jasa
naik
·
Nilai dan kepercayaan
terhadap uang akan berkurang
·
Menimbulkan tindakan
spekulasi
LAPORAN
INFLASI (Indeks Harga Konsumen)
Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
D. Apa itu resesi?
Masa resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi.
Penurunan dapat diamati selama beberapa bulan. Penurunan abstrak yang
mempengaruhi orang-orang yang nyata dirasakan melalui penurunan PDB, pendapatan
aktual pada catatan, data ketenagakerjaan, produksi dan penjualan dll Resesi
diukur dari waktu penurunan awal, yang kebanyakan hanya setelah ekonomi
mencapai puncaknya aktivitas sampai saat itu ‘melalui’ resultan ditampilkan
pada grafik. Kebanyakan resesi singkat.
E. Implikasi yang
lebih luas
Gejala kongjuntur terutama dirasakan di negara – negara
industri yang menganut sistem ekonoi bebas atau mixed. Ini disebabkan karena reaksi dunia
bisnis lebih cepat dan sensitif, sedangkan permintaan masyarakatlebih elastis.
Tetapi, Indonesia juga merasakan akibat – akibatnya, apabila di luar negeri
terjadi resesi. Misalnya, pada tahun 1979-1980 perekonomian dunia mengalami
resesi yang melalui impor – ekspor, jelas ini mempengaruhi situasi ekonomi
dalam negeri.
Akibat resesi Internasional pada Perekonomian Indonesia
hádala:
· Harga minyak bumi tidak apat naik
lagi, melainkan cenderung turun
· Banyak komiditi ekspor mulai terpukul
dalam arti harga turun dan volume ekspor terkena. Dan juga, komiditi lainnya
seperti lada, kopi, tapioka, rotan, bijih nikel, bauksit, dsb. Agak
melemah dalam harganya. Nilai hasil ekspor nonmigas dapat dikatakan, dalam ukuran
riil, akan menurun sedikit. Dan encenderungan ini masih berjalan terus. Hasil
ekspor barang industri seperti tekstil juga mengalami hambatan oleh karena
proteksionisme di luar negeri.
( keadaan kronologi sejak 1983 )
Resesi duia masih berkelanjutan, baik di Amerika maupun
Eropa dan Jepang. Akibat permintaan akan barang – barang ekspor Indonesia tidak
meningkat, bahkan merosot.
· Tingkat bunga di Amerika tinggi.
Akibatnya dolar lari ke Amerika; kedudukan $ meningkat dibandingkan dengan
rupiah (Rp). Disamping menimbulkan spekulasi terhadap kemungkinan devaluasi
rupiah, ekspor Indonesia menjadi lebih berat bersaing di pasar luar negeri
D. Kemungkinan solusi:
Ada sejumlah strategi yang dapat diterapkan untuk membantu
perekonomian untuk keluar dari resesi. Strategi yang diadopsi dan diterapkan
bervariasi dan tergantung pada jenis sistem ekonomi dan analisis diikuti oleh
para pembuat kebijakan negara. Sementara beberapa orang mungkin menganjurkan
pengeluaran defisit untuk memulai pertumbuhan ekonomi, yang lain mungkin
mengadopsi pemotongan pajak, namun beberapa lainnya mungkin lebih suka dan
merekomendasikan intervensi non-pemerintah dalam kekuatan pasar ekonomi! Tidak
ada perbedaan antara pengeluaran defisit dan strategi pemotongan pajak dan
kedua meningkatkan uang dalam perekonomian. resesi ekonomi diyakini disebabkan
oleh peningkatan yang berbasis luas di tingkat bunga atau hilangnya kepercayaan
konsumen. Ekonom menunjukkan bahwa masa-masa resesi yang sebenarnya disebabkan
oleh peristiwa tertentu yang industri dampak tertentu.
E. Kesimpulan
Dari
pernyataan yang usdah saya sebutkan diatas tentang “Dampak Inflasi dan Resesi
Terhadap Perekonomian Indonesi” akhirnya
kita dapat membedakan pengertian dari inflasi dan resesi. Inflasi, yaitu
keadaan dimana peredaran uang lebih besar dari peredaran barang. Sedangkan
resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi. Produksi merosot
dan banyaj pengangguran, perekonomian yang lesu, dan hasil produksi kurang dari
yang sebenarnya dapat dicapai dengan kepastian produksi yang ada.
Daftar pustaka
Sudiro Pambudi
Peneliti Muda Senior Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan (PPSK), Bank Indonesia(//mbs)
http://economy.okezone.com/read/2008/03/25/212/94406/dampak-resesi-dan-inflasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/httptwentytwopm-wordpress-com
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/httptwentytwopm-wordpress-com
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Data+Inflasi/
No comments:
Post a Comment