Sunday 7 April 2013

DAMPAK INFLASI DAN RESESI TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA


DAMPAK INFLASI DAN RESESI TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Pendahuluan

Pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat belakangan ini ditambah kenaikan harga-harga komoditas penting, termasuk bahan pangan dan minyak bumi, tampaknya akan mengarah kepada terjadinya resesi ekonomi global. Kondisi ini akan semakin menyulitkan pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia yang masih tergolong tinggi.Masalah kemiskinan tersebut diperparah lagi dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok dalam beberapa bulan terakhir. Harga beras, kacang kedelai, susu, dan minyak goreng naik bahkan baru baru ini bawang pun ikut melambung harga nya
Kebutuhan pokok yang merupakan hal utama bagi rakyat kecil untuk memasak pun semakin langka.Kalaupun ada, harga nya kerap sudah membubung tinggi Kondisi-kondisi ini menyebabkan masyarakat miskin dan masyarakat berpendapatan tetap dan rendah semakin terimpit persoalan-persoalan ekonomi yang membuat mereka semakin tidak berdaya dan akhirnya mengambil jalan pintas. Salah satu stasiun televisi Tanah Air belum lama ini juga menayangkan laporan tentang beberapa anak yang mengalami busung lapar yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Meski fenomena ini mungkin pernah terjadi sebelumnya, paling tidak peristiwa-peristiwa ini sekali lagi membuka mata kita lebar-lebar bahwa kemiskinan bukan hanya data di atas kertas, tetapi sudah merupakan fakta.

Memang permasalahan ekonomi yang mendera masyarakat Indonesia tidak semata berasal dari persoalan ekonomi dalam negeri. Kenaikan harga minyak mentah dunia yang sudah melebihi USD109 per barel membuat ruang gerak fiskal pemerintah semakin terbatas karena beban subsidi melonjak sehingga penghematan harus dilakukan di sana-sini, termasuk untuk urusan-urusan yang menyangkut kesejahteraan rakyat. Penyebab lainnya adalah kenaikan harga-harga komoditas pangan pokok yang disebabkan tingginya permintaan dunia dan gagal panen akibat perubahan iklim global yang tidak kondusif. Tingginya permintaan beberapa komoditas pangan seperti minyak sawit juga tidak terlepas dari upaya untuk mendapatkan energi alternatif menyusul tingginya harga minyak mentah dunia.


ISI

 A. Apa yang dimaksud dengan inflasi?

Berbicara tentang inflasi maka yang umumnya akan terjadi adalah kenaikan harga, penurunan
tingkat pendapatan rill, melemahnya konsumsi agregat, dan ekspor - impor yang terganggu. Fenomena– fenomena tersebut memang umumnya terjadi ketika inflasi namun dengan catatan kondisi itu baru akan
terjadi ketika inflasi sudah  berada pada level di atas 10%. Untuk lebih jelasnya saya akan menguraikan tentang hakikat dari inflasi itu sendiri.

Inflasi merupakan suatu keadaan dimana peredaran uang secara umum lebih besar dibandingkan
peredaran barang di suatu negara pada periode tertentu. Suatu negara atau wilayah baru dapat
dikatakan menghadapi inflasi apabila terpenuhi 3 syarat antara lain:

1. Kenaikan harga

2. Terjadi secara umum

3. Berlangsung terus menerus


Bila salah satu syarat tidak terpenuhi maka suatu negara tidak dapat dikatakan mengalami inflasi. Misalkan terjadi kenaikan harga cabe sebesar 20% di Indonesia. Bila kenaikan harga cabe tidak diikuti dengan kenaikan komoditas atau barang - barang secara umum maka tidak dapat dikatakan bahwa Indonesia mengalami inflasi. Seandainya juga terjadi kenaikan BBM yang mendorong harga - harga barang secara umum naik namun hanya berlangsung sesaat juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana negara berada dalam keadaan inflasi.

Untuk lebih mengerti masalah inflasi yang sangat actual ini, kita berpangkal dari pengertian
keseimbangan antara arus barang dan arus uang.
Kalau semuanya itu berjalan lancar dan ada kecocokan maka keadaan ekonomi nasional dikatakan dalam keadaan seimbang.

  • Produksi berjalan dengan lancar dan ada kecocokan maka keadaan ekonomi nasional di katakan dalam keadaan seimbang
  • Hasil produksi terjual sama dengan apa yang dibeli oleh masyarakat (tak terlalu banyak dan tak terlalu sedikit) dengan harga yang tidak terlalu mahal/murah.
  • Jumlah uang beredar tepat cukup untuk melayani kebutuhan ekonomi
  • Tanda kecocokan yang jelas  harga – harga stabil

Kenyataan harga – harga tidak selalu stabil, mungkin terjadi inflasi, mungkin juga resesi, bahkan bisa jadi stagnansi. Ketidakstabilan harga – harga ini merupakan suatu tanda  bahwa tidak ada kecocokan antara arus barang dan arus uang, antara produksi dan pembelanjaan masyarakat, antara supply dan demand.

B. Sebab – sebab terjadinya inflasi

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan dan yang kedua adalah desakan produksi dan distribusi. Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran Negara dalam kebijakan moneter (bank sentral) sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegnag oleh pe,erintah seperti fiscal, kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi , dll.

  1. inflasi tarikan permintaan terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjir nya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahaan pada tingkat harga. Meningkatnya permintaan terhadap factor produksi itu kemudian menyebabkan harga factor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situsasi full employment dimana buasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak factor.

  1. Inflasi desakan biaya terjadi akibat adanya kelangkaan produksi atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkatkan secara signifikan. Berkurang nya produksi sendiri bias terjadi akibat berbagai hal seperti bencana alam, cuaca atau kelangkaan bahan baku. 

C. Dampak inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan negative
  1. Dampak positif
·         Peredaran / perputaran barang lebih cepat
·         Produksi barang- barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah
·         Kesmpatan bekerja bertambah, karena terjadi tambhan investasi
·         Pendpatan nominal bertambha, tetepi rill berkurang karena kenaikan pendapatan kecil.


  1. Dampak negative
·         Harga barang dan jasa naik
·         Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan berkurang
·         Menimbulkan tindakan spekulasi

LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)
Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan

Bulan Tahun
Tingkat Inflasi
Februari 2013
5.31 %
Januari 2013
4.57 %
Desember 2012
4.30 %
November 2012
4.32 %
Oktober 2012
4.61 %
September 2012
4.31 %
Agustus 2012
4.58 %
Juli 2012
4.56 %
Juni 2012
4.53 %
Mei 2012
4.45 %
April 2012
4.50 %
Maret 2012
3.97 %
Februari 2012
3.56 %
Januari 2012
3.65 %
Desember 2011
3.79 %
November 2011
4.15 %
Oktober 2011
4.42 %
September 2011
4.61 %
Agustus 2011
4.79 %
Juli 2011
4.61 %



D. Apa itu resesi?
Masa resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi. Penurunan dapat diamati selama beberapa bulan. Penurunan abstrak yang mempengaruhi orang-orang yang nyata dirasakan melalui penurunan PDB, pendapatan aktual pada catatan, data ketenagakerjaan, produksi dan penjualan dll Resesi diukur dari waktu penurunan awal, yang kebanyakan hanya setelah ekonomi mencapai puncaknya aktivitas sampai saat itu ‘melalui’ resultan ditampilkan pada grafik. Kebanyakan resesi singkat.
E. Implikasi yang lebih luas
Gejala kongjuntur terutama dirasakan di negara – negara industri yang menganut sistem ekonoi bebas atau mixed. Ini disebabkan karena reaksi dunia bisnis lebih cepat dan sensitif, sedangkan permintaan masyarakatlebih elastis. Tetapi, Indonesia juga merasakan akibat – akibatnya, apabila di luar negeri terjadi resesi. Misalnya, pada tahun 1979-1980 perekonomian dunia mengalami resesi yang melalui impor – ekspor, jelas ini mempengaruhi situasi ekonomi dalam negeri.

Akibat resesi Internasional pada Perekonomian Indonesia hádala:

·   Harga minyak bumi tidak apat naik lagi, melainkan cenderung turun

·   Banyak komiditi ekspor mulai terpukul dalam arti harga turun dan volume ekspor terkena. Dan juga, komiditi lainnya seperti lada, kopi, tapioka, rotan,  bijih nikel, bauksit, dsb. Agak melemah dalam harganya. Nilai hasil ekspor nonmigas dapat dikatakan, dalam ukuran riil, akan menurun sedikit. Dan encenderungan ini masih berjalan terus. Hasil ekspor barang industri seperti tekstil juga mengalami hambatan oleh karena proteksionisme di luar negeri.
( keadaan kronologi sejak 1983 )

Resesi duia masih berkelanjutan, baik di Amerika maupun Eropa dan Jepang. Akibat permintaan akan barang – barang ekspor Indonesia tidak meningkat, bahkan merosot.

·   Tingkat bunga di Amerika tinggi. Akibatnya dolar lari ke Amerika; kedudukan $ meningkat dibandingkan dengan rupiah (Rp). Disamping menimbulkan spekulasi terhadap kemungkinan devaluasi rupiah, ekspor Indonesia menjadi lebih berat bersaing di pasar luar negeri

D. Kemungkinan solusi:
Ada sejumlah strategi yang dapat diterapkan untuk membantu perekonomian untuk keluar dari resesi. Strategi yang diadopsi dan diterapkan bervariasi dan tergantung pada jenis sistem ekonomi dan analisis diikuti oleh para pembuat kebijakan negara. Sementara beberapa orang mungkin menganjurkan pengeluaran defisit untuk memulai pertumbuhan ekonomi, yang lain mungkin mengadopsi pemotongan pajak, namun beberapa lainnya mungkin lebih suka dan merekomendasikan intervensi non-pemerintah dalam kekuatan pasar ekonomi! Tidak ada perbedaan antara pengeluaran defisit dan strategi pemotongan pajak dan kedua meningkatkan uang dalam perekonomian. resesi ekonomi diyakini disebabkan oleh peningkatan yang berbasis luas di tingkat bunga atau hilangnya kepercayaan konsumen. Ekonom menunjukkan bahwa masa-masa resesi yang sebenarnya disebabkan oleh peristiwa tertentu yang industri dampak tertentu.

E. Kesimpulan

Dari pernyataan yang usdah saya sebutkan diatas tentang “Dampak Inflasi dan Resesi Terhadap Perekonomian  Indonesi” akhirnya kita dapat membedakan pengertian dari inflasi dan resesi. Inflasi, yaitu keadaan dimana peredaran uang lebih besar dari peredaran barang. Sedangkan resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi. Produksi merosot dan banyaj pengangguran, perekonomian yang lesu, dan hasil produksi kurang dari yang sebenarnya dapat dicapai dengan kepastian produksi yang ada.






Daftar pustaka

Sudiro Pambudi
Peneliti Muda Senior Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), Bank Indonesia(//mbs)
http://economy.okezone.com/read/2008/03/25/212/94406/dampak-resesi-dan-inflasi

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Data+Inflasi/

No comments:

Post a Comment