Sunday 7 April 2013

PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN INDONESIA MELAMBAT KARENA TINGGI NYA SUKU BUNGA BANK


PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN INDONESIA MELAMBAT KARENA TINGGI NYA SUKU BUNGA BANK


PENDAHULUAN

Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis invesatsi portfolio yang umunya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk (capital inflows) di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing.

Pada sekitar pertengahan tahun 1997, permasalahan inflasi dan krisis nilai tukar semakin mencuat karena tingkat inflasi sudah mencapai angka dua digit yaitu sekitar 11,05 persen dan menyebabkan nilai mata uang rupiah merosot tajam. Hal ini mengakibatkan jumlah hutang Negara terhadap luar negeri meningkat secara tajam. Selain itu berpengaruh kredit macet yang secara langsung dan tidak langsung akan mengganggu (dalam jumlah yang besar bahkan akan menghentikan) operasional bank. Masalah lain yang ditimbulkan adalah perginya para investor asing dalam hal menanamkan modalnya di Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan menekan uang beredar. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta maupun bank-bank pemerintah berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Bunga yang diberikan oleh bank-bank pada masyarakat merupakan daya tarik yang utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya dibank, sedangkan bagi bank, semakin besar dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan meningkatkan kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar berupa pemberian kredit pada masyarakat. Untuk itu pemerintah melakukan kebijakan moneter dengan menekan jumlah uang beredar melalui peningkatan suku bunga bank.


ISI

A. Pengertian Suku Bunga

Edward dan Khan (1985), mengatakan bahwa faktor penentu suku bunga terbagi alas 2 (dua) faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan Ekspektasi Inflasi. Sedangkan faktor eksternalnya adalah penjumlahan suku bunga luar negeri dan tingkat Ekspektasi perubahan nilai tukar valuta asing. Seperti halnya dalam setiap analisis keseimbangan ekonomi, keseimbangan di pasar uang juga akan melibatkan unsur utamanya, yaitu permintaan dan penawaran uang. Bila mekanisme pasar dapat berjalan tanpa hambatan maka pada prinsipnya keseimbangan di pasar uang dapat terjadi, dan merupakan wujud kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran uang.

Teori ini berhubungan dengan apa yang dikatakan oleh ekonom Inggris John Maynard Keyness, yang telah mengkritik teori ekonomi klasik tentang pengembangan teori tingkat suku bunga. Menurut Keyness, teori klasik berlaku hanya untuk bunga jangka panjang. la mengembangkan teori preferensi likuiditas ini untuk menjelaskan suku bunga untuk jangka pendek. Tingkat suku bunga menurut Keyness adalah harga yang di keluarkan debitur untuk mendorong seorang kreditur memindahkan sumber daya langka (uang) mereka, akan tetapi, uang yang dikeluarkan debitur mempunyai kemungkinan adanya kerugian berupa risiko tidak diterimanya tingkat bunga tertentu.

Di dalam teori ini terdapat dua macam investasi yang dikembangkan, yaitu uang dan obligasi. Uang merupakan kekayaan yang paling likuid karena uang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap saat. Sedangkan obligasi tidak dapat untuk membeli sesuatu kecuali kalau diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk uang tunai. Keyness mengatakan bahwa, permintaan terhadap uang merupakan tindakan rasional, meningkatnya permintaan uang akan menaikkan tingkat suku bunga.

Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.

B. Fungsi suku bunga menurut (Sunariyah 2004:81) adalah :
·         Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
·         Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
·         Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.

C. Penyebab Tingginya Bunga Bank
Tingginya suku bunga perbankan yang dinilai merugikan nasabah, diduga oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)  terjadi karena adanya praktek kartel. Menurutnya, Kartel adalah perilaku persaingan tidak sehat yang dilarang karena merugikan masyarakat dan menggangu perekonomian.

Biaya Operasional  juga dapat menyebabkan suku bunga tinggi. Bank Indonesia akan membuat aturan setiap bank harus transparan dalam menentukan tingkat suku bunga. Dengan transparannya suku bunga pebankan berarti siapa saja dapat mengawasi pergerakan suku bunga di setiap bank. Tingginya suku bunga perbankan disebabkan tingginya biaya operasional dalam kredit perbankan tersebut.  Karena perbankan tidak ingin rugi dalam menjalankan operasionalnya. Kalau perbankan rugi, maka yang akan terkena dampaknya adalah masyarakat. Sebab dana yang ada di perbankan merupakan dana masyarakat.
Adapun beberapa faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah:
a.       Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan.
b.      Persaingan, dalam memperebutkan daa simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing.
c.       Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
d.      Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Serta faktor-faktor yang lain.
e.       Target keuntungan yang diharapkan.
f.       Reputasi perusahaan.
g.      Kualitas jaminan.
h.      Daya saing.


D. Terhambatan Laju perekonomian Indonesia
Suku bunga tinggi yang diterapkan perbankan di Indonesia dinilai menghambat pertumbuhan perekonomian nasional. dapat dipastikan jika suku bunga bisa turun, maka perekonomian kita bisa lebih cepat dan pemerataan bisa lebih terjemin. Suku bunga tinggi memberikan keuntungan yang besar bagi perbankan namun berdampak negatif pada perekonomian.

Pemerintah sudah berupaya untuk menganjurkan bank-bank BUMN untuk menurunkan tingkat suku bunga, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah membatasi suku bunga penjaminan di bank umum, untuk simpanan Rupiah maksimal 5,5 persen. Namun, faktanya, perbankan di Indonesia masih marak menerapkan suku bunga yang melanggar ketentuan suku bunga deposito hingga di atas tujuh persen. namun pada kenyataannya bank-bank tersebut tidak mau mnurunkan suku bunga dengan alasan merugi. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam penyerapan anggaran selama ini kurang maksimal.

Hal ini dapat menyebabkan perbankan berlomba-lomba untuk menaikkan suku bunga demi menarik dana dari masyarat sehingga suku bunga makin sulit untuk turun.
Bank – Bank di Indonesia bersaing secara likuiditas untuk mempertahankan diri agar tak terimbas krisis global yang masih rentan.

Persaingan likuditas, pada akhirnya juga meningkatkan persaingan bank dalam mendapatkan dana. Tak heran jika bank-bank kemudian melanggar ketentuan suku bunga dengan cara menawarkan bunga tinggi melebihi ketentuan LPS. Pendalaman pasar uang antar bank (PUAB) perlu dilakukan oleh regulator seperti BI. PUAB, dinilai dia akan menyumbang perbaikan likuiditas perbankan. Sayangnya keberadaan PUAB di Indonesia belum mencapai kondisi ideal.  PUAB pada dasarnya adalah transaksi pinjaman antarbank yang sebagian besar berjangka waktu pendek atau harian

Mahalnya bunga kredit dibebankan kepada konsumen berupa tingginya harga jual produk.  Negara yang suku bunga kreditnya terlalu tinggi, seperti Indonesia berakibat menjadi tidak kompetitif lagi produknya untuk bersaing di pasar regional maupun global. 
Rendahnya suku bunga kredit perbankan juga penting untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi. Karena bunga kredit yang rendah akan kondusif untuk ekspansi usaha. 
Praktik-praktik perbankan yang patut dicurigai menerapkan suku bunga di atas ketentuan LPS misalnya menawarkan bunga tinggi.  Selain itu ada juga bank yang menerapkan suku bunga sesuai ketentuan LPS, namun plus hadiah mobil atau hadiah mewah lainnya. Masyarakat perlu lebih cerdas mencermati produk investasinya, baik itu berupa tabungan atau deposito. 


PENUTUP

Salah satu faktor utama melemahnya daya saing produk Indonesia adalah akibat terlalu tingginya suku bunga kredit di tanah air. Fakta menyebutkan bahwa suku bunga perbankan Indonesia bahkan tertinggi di antara negara anggota ASEAN Seharusnya perbankan tidak lagi semata-mata mementingkan kinerjanya dalam aspek bisnis keuangan, melainkan juga sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan penguatan daya saing nasional. 

Sumber:
Boediono. 1990. Ekonomi Moneter (Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi). BFE. Yogyakarta
Kinantiarin. 2011. Teori Tingkat Suku Bunga.
Muhammad, Waro. 2012. Tingkat Dan Struktur Suku Bunga.



No comments:

Post a Comment