PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Waktu dan ilmu adalah sebuah anugrah dari Allah swt yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan dicari. Sebagai seorang pelajar yang pandai memanfaatkan waktu dan memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu maka harus dapat menyelesaikan belajarnya tepat waktu. Tentu saja dengan prestasi yang memuaskan.
Sebagai generasi penerus dan sebagai pelajar harusnya mereka memiliki kesadaran betapa pentingnya memanfaatkan sebuah waktu dengan baik dan menuntut ilmu.
Waktu dan ilmu adalah sebuah anugrah dari Allah swt yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan dicari. Sebagai seorang pelajar yang pandai memanfaatkan waktu dan memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu maka harus dapat menyelesaikan belajarnya tepat waktu. Tentu saja dengan prestasi yang memuaskan.
Sebagai generasi penerus dan sebagai pelajar harusnya mereka memiliki kesadaran betapa pentingnya memanfaatkan sebuah waktu dengan baik dan menuntut ilmu.
Tapitentu Anda familiar dengan istilah jam
karet. Ya, jam yang sangat lentur seperti karet. Ketika ada janji pertemuan jam
9 pagi, orang baru berangkat jam 9 lewat 15 dan tiba di tempat jam 9.30.
Meskipun
sudah telat 30 menit ternyata orang lain datang lebih terlambat lagi. Akhirnya
pertemuan baru bisa dimulai jam 10.30. Bayangkan, satu jam setengah terbuang
sia-sia hanya karena semua orang membuat jam-nya sedemikian lentur.
Suka
atau tidak, kita masih sering berhadapan dengan kebiasaan yang buruk ini.
Ketika ada janji jam 10, kita khawatir jika datang tepat waktu maka kita akan
menunggu orang lain terlalu lama. Akhirnya kita memutuskan baru datang jam
10.30. Ternyata semua orang yang lain pun berpikiran yang sama. Ada yang datang
10.30 ada pula yang baru datang hampir jam 11.
Jam Karet Merugikan
Semua Pihak
Bayangkan
ketika hal ini menjadi kebiasaan dan kebudayaan, berapa banyak waktu yang
terbuang sia-sia untuk menunggu karena orang tidak tertib dengan waktu mereka.
Berapa banyak waktu produktif terbuang karena orang tidak menghargai waktu.
Padahal
pepatah Arab mengatakan “waktu
laksana pedang”. Orang Inggris bilang“Time is money” waktu adalah uang. Dan kita dengan mudahnya
membuang waktu yang sekali disia-siakan tidak akan pernah kembali. Waktu yang
kita miliki sangat terbatas termasuk umur kita pun terbatas.
Belajar Menghargai
Waktu
Bekerja
di perusahaan multinasional membantu saya berkenalan dengan orang-orang dari
berbagai negara dan latar belakang budaya. Terlebih dengan kepindahan saya
setahun lalu ke Singapura untuk mengelola HR lintas negara, saya memiliki
kesempatan lebih banyak lagi untuk berinteraksi dengan rekan-rekan dari
berbagai negara baik tatap muka maupun lewat media komunikasi lainnya.
Satu
pelajaran penting yang saya dapatkan adalah bagaimana orang begitu menghargai waktu. Mengelola
interaksi lintas negara berarti bekerjasama dengan orang-orang dari berbagai
zona waktu yang berbeda. Siang hari di satu negara bisa jadi tengah malam di
negara yang lain. Jadi Anda bisa membayangkan jika satu pihak telah berjanji
namun tidak mematuhinya, maka betapa merugikannya buat orang lain.
Dalam
budaya yang menghargai waktu, orang-orang akan sudah bersiap 10 menit sebelum
waktu yang dijanjikan. Lima menit sebelum pertemuan dimulai hampir seluruh
peserta sudah duduk rapi di tempat masing-masing. Dan tepat pada waktunya
sebuah pertemuan dilakukan. Jika Anda hadir 5 menit setelahnya, mohon maaf,
Anda sudah masuk kategori terlambat. Tidak akan ada yang menunggu Anda untuk
menunda dibukanya pertemuan. Sebab semua orang tahu waktu mereka terbatas.
Mereka menghargai waktu yang mereka pribadi sekaligus menghormati waktu orang
lain.
Budaya Tepat Mulai
dan Tepat Selesai
Inilah
budaya yang efektif dan menghargai waktu. Setiap acara bisa dimulai tepat
waktu. Dengan demikian, setiap acara pun bisa selesai tepat waktu pula. Jika
Anda punya janji atau komitmen yang lain setelahnya, Anda pun bisa hadir tepat
waktu. Dengan demikian, waktu dihabiskan dengan efektif, efisien.
Karena
waktu memang mahal. Anda hanya punya 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Dan usia Anda
pun tidak akan bertambah panjang jika Anda menyia-nyiakan waktu.
Satu
hal yang saya pelajari adalah setiap pemimpin rapat selalu menetapkan kapan
pertemuan dimulai dan kapan pertemuan akan diakhiri. Dengan demikian tidak ada
pertemuan yang berkepanjangan tak tentu akhir. Semuanya sudah direncanakan
dengan baik dan menghargai satu sama lain.
Bayangkan
jika kita mengabaikan hal tersebut dan menerapkan jam karet, maka yang terjadi
sebuah pertemuan dimulai terlambat dan berakhir terlambat pula. Jika Anda punya
janji pertemuan berikutnya maka tak dapat dihindari Anda pun akan terlambat
lagi.
Dengan
demikian, hidup menjadi berkurang kualitasnya karena semua hal tidak dikerjakan
secara maksimal.
Memulai
budaya tepat waktu dalam setiap aktivitas Anda berarti menghargai diri sendiri
sekaligus menghargai orang lain. Anda menghargai diri Anda dengan bersikap
amanah terhadap waktu yang Anda miliki. Dan Anda pun menghormati waktu orang
lain yang memiliki aktivitas bersinggungan dengan Anda.
Jika
orang-orang di sekitar kita belum melakukannya, maka mulailah dari diri
sendiri. Mungkin awalnya kita akan mengalami situasi di mana kita menunggu
orang lain. Tapi kita mengirim sinyal yang jelas kepada orang lain untuk
belajar menghormati orang lain.
Jadi
hargai diri Anda dan hargai orang lain dengan belajar menghargai waktu.
Hargailah
waktu karena waktu yang anda lewatkan tidak bias kembali lagi dan pergunkan lah
waktu dengan sebaik baik nya,jangan kita menyesal di kemudian hari.
Daftar Pustaka :
No comments:
Post a Comment