Monday 26 November 2012

Tugas minggu 11-12-13


Minggu 11,12,13
1.Buatlah 1 contoh laporan keuangan perusahaan riil dan universal ?\

Perusahaan riil :    

Berikut neraca pada XL Axiata 2009, 2010 (Dalam jutaan rupiah kecuali nilai nominal per saham)



Berikut laporan laba rugi 2009, 2010 (Dalam Jutaan rupiah)


Perusahaan Universal :

PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA COMMON SIZE
31 Desember 2008 dan 2007
(Disajikan dalam Persen)


AKTIVA
2008
2007
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
10,78
15,27
Investasi jangka pendek
1,57
0,76
Piutang Usaha bersih

Pihak ke tiga
5,27
6,80
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
0,43
0,38
Bukan Usaha
Pihak ke tiga
1,02
0,49
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
0,24
0,28
Persediaan Bersih
15,30
14,04
Uang muka dan jaminan
0,67
0,80
Pajak dibayar di muka
1,16
0,54
Beban tanaman ditangguhkan
0,15
0,09
Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya
0,23
0,25
Jumlah aktiva lancar
36,87
39,75
Aktiva Tidak Lancar
Tagihan pajak penghasilan
0,20
0,16
Piutang plasma – bersih
1,01
0,79
Aktiva pajak tangguhan – bersih
0,57
0,56
Penyertaan jangka panjang dan uang muka untuk pembelian investasi
0,41
0,06
Tanaman perkebunan
Tanaman menghasilkan – setelah dikurangi akumulasi amortisasi
9,13
11,12
Tanaman belum menghasilkan
4,02
5,04
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
24,21
27,49
Beban ditangguhkan – bersih
1,42
1,60
Goodwill – bersih
11,32
10,35
Aktiva tidak berwujud – bersih
6,56
0,00
Aktiva tidak lancar lainnya
4,22
3,03
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
63,13
60,25
Jumlah Aktiva
100,00
100,00

KEWAJIBAN DAN EKUITAS
2008
2007
Kewajiban Lancar
Hutang bank jangka pendek dan cerukan
19,28
19,30
Hutang “trust receipts”
5,43
4,05
Hutang  Usaha
Pihak ketiga
6,1861
5,93
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
0,16
0,23
Bukan usaha
Pihak ketiga
1,15
1,700
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
0,52
0,41
Beban masih harus dibayar
2,78
4,00
Hutang pajak
1,51
1,67
Pinjaman jangka panjang yang  jatuh tempo dalam waktu  satu tahun
Hutang obligasi – bersih
2,46
4,12
Hutang bank
1,53
1,91
Hutang sewa
0,02
0,02
Jumlah Kewajiban Lancar
41,07
43,38

Kewajiban Tidak Lancar
Pinjaman jangka panjang - setelah  dikurangi bagian yang jatuh  tempo dalam waktu satu tahun
Hutang bank
13,14
2,31
Hutang obligasi - bersih
5,02
9,96
Hutang sewa
0,02
0,02
Jumlah pinjaman jangka panjang
18,18
12,31
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
4,76
5,11
Estimasi kewajiban imbalan kerja
2,47
2,45
Kewajiban tidak lancar lainnya
0,25
0,00
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
25,68
19,86
Goodwill - bersih
0,01
0,01
Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan
11,77
12,58
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham
Modal dasar - 30.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
2,21
3,17
Agio saham
3,78
3,97
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali
-2,93
-3,54
Laba yang belum terealisasi atas investasi efek - bersih
0,46
0,51
Selisih perubahan ekuitas anak Perusahaan
3,97
5,42
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan
0,49
0,09
Modal proforma
0,00
0,21
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya
0.15
0,18
Belum ditentukan penggunaannya
13.30
16,64
Modal saham yang diperoleh kembali
0,00
-2,49
Jumlah Ekuitas Bersih
21,46
24,20
JUMLAH KEWAJIBAN DAN  EKUITAS
100,00
100,00





PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI COMMON SIZE
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008, 2007
(Disajikan dalam Persen)

2008
2007
Penjualan Bersih
100,00
100,00
Beban Pokok Penjualan
76,86
76,21
Laba Kotor
23,13
23,78
Beban Usaha
Penjualan
  7,06
8,39
Umum dan administrasi
4,87
5,05
Jumlah Beban Usaha
11,94
13,45
Laba Usaha
11,18
10,32
Penghasilan/(Beban) Lain-Lain
Penghasilan bunga
0,43
0,56
Beban bunga dan pendanaan  lainnya
-2,98
-2,55
Laba/(rugi) kurs - bersih
-1,83
0,04
Lain-lain - bersih
-0,10
-1,06
Beban Lain-lain - Bersih
-4,48
-2,99
Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
6,70
7,32
Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan
Tahun berjalan
-3,04
-3,15
Tangguhan
0,97
0,67
Beban Pajak Penghasilan - Bersih
-2,06
-2,48
Laba Sebelum Hak Minoritas
Atas Laba Bersih Anak Perusahaan dan Penyesuaian Proforma
4,63
4,85
Hak Minoritas Atas
Laba Bersih Anak Perusahaan - Bersih
-2,01
-0,14
Penyesuaian Proforma
0,05
0,06
Laba Bersih
2,66
3,52


2. Apa arti CSR tentang tanggung jawab sosial suatu bisnis pada masyarakat dan berilah satu contoh perusahaan riil dan universal untuk implementasi CSR?

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Sumberdaya manusia
Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan [5], terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat.


 Contoh perusahaan riil dan universal untuk implementasi CSR?

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN).
STRUKTUR ORGANISASI
PLN telah “berkomitmen menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan”, PLN bertekad menyelaraskan pengembangan ketiga aspek dalam penyediaan listrik, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk itu, PLN mengembangkan Program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud nyata dari  Tanggungjawab Sosial Perusahaan




Wewenang dan tanggung jawab Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) PT PLN (Persero), mencakup di antaranya:
  • Menyusun dan melaksanakan kebijakan pemberdayaan masyarakat di lingkungan perusahaan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dan CSR dengan lingkup kegiatan Community relation, Community Services, Community Empowering dan Pelestarian alam.
  • Menyusun dan melaksanakan program kepedulian sosial perusahaan.
  • Menyusun dan melaksanakan program kemitraan sosial dan bina UKM dan peningkatan citra perusahaan.
  • Memastikan tersedianya dan terlaksananya program pelestarian alam termasuk penghijauan dan upaya pengembangan citra perusahaan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance.

PELAKSANAAN PROGRAM

1. PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)

a) Community Relation
Kegiatan ini menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Beberapa kegiatan yang dilakukan PLN antara lain: melaksanakan sosialisasi instalasi listrik, contohnya melalui penerangan kepada pelajar SMA di Jawa Barat tentang SUTT/SUTET, dan melaksanakan sosialisasi bahaya layang-layang di daerah Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur

b) Community Services
Program bantuan dalam kegiatan ini berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Kegiatan yang dilakukan selama tahun 2011, antara lain memberikan :
  • Bantuan bencana alam.
  • Bantuan peningkatan kesehatan di sekitar instalasi PLN, antara lain di Kelurahan Asemrowo, Surabaya yang berada di sekitar SUTT 150kV Sawahan-Waru.
  • Bantuan sarana umum pemasangan turap untuk warga pedesaan di Kecamatan Rumpin – Kabupaten Bogor, Jawa Barat serta bantuan pengaspalan jalan umum di Bogor – Buleleng, Bali.
  • Bantuan perbaikan sarana ibadah.
  • Operasi Katarak gratis di Aceh, Pekanbaru, Jawa Barat, dan kota lainnya di Indoenesia
  • Bantuan Sarana air bersih,
c) Community Empowering
Kegiatan ini terdiri dari program-program yang memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Kegiatan yang dilakukan  antara lain:
  • Bantuan produksi dan pengembangan pakan ikan alternatif di sekitar SUTET, bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM.
  • Bantuan alat pertanian kepada kelompok tani Ngaran Jaya Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah.
  • Bantuan pengembangan budi daya pertanian pepaya organik untuk komunitas di sekitar Gunung Merapi Yogyakarta yang bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM.
  • Bantuan pengembangan pola tanam padi SRI produktivitas tinggi
  • Bantuan pelatihan pengembangan budi daya tanaman organik di sekitar instalasi PLN
  • Pemberdayaan anggota PKK Asemrowo, Surabaya.
  • Program budi daya jamur tiram masyarakat Desa Umbul Metro, Lampung.
  • Bantuan Pelatihan budidaya rumput lain di Kalimantan Timur
  • Bantuan Pelatihan kelompok tani tambak ikan tawar Danau Sentani, Papua
  • Pelatihan manajemen UKM dan Kiat-kiat pengembangan UKM di Papua
  • Pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan bagi pengrajin souvenir khas Papua
  • Penyuluhan pertanian untuk petani di Genyem, Papua
  • Pemberian bibit coklat masyrakat dibawah ROW P3B Sumatera

2. PROGRAM DESA MANDIRI ENERGI di antaranya:
v Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
PLTMH di bangun di areal yang relatif terpencil, sulit diakses oleh jaringan listrik secara ekonomis, namun memiliki potensi sumber air yang potensial dan luas hutan yang memadai untuk menjamin pasokan air. Untuk memberi manfaat penerangan sekaligus mendorong masyarakat setempat memelihara kelestarian lingkungan, PLN membantu pembangunan PLTMH bekerja sama dengan perguruan tinggi. Salah satu unit PLTMH hasil kerja sama ini dibangun di Desa Pesawaran Indah, Lampung.
Beberapa unit PLTMH kerja sama PLN dengan Universitas Gadjah Mada, juga dibangun di beberapa lokasi lain, yakni:
  • Dusun Lebak Picung, menerangi 52 KK, 1 sekolah dasar dan 1 musholla.
  • Desa Adat Susuan Karang Asem, Provinsi Bali dengan kapasitas 25 KW
  • Dusun Kampung Sawah, kapasitas 6 KW, menerangi 40 KK
  • Dusun Bojong Cisono, kapasitas 6KW, menerangi 70 KK
  • Dusun Cibadak, kapasitas 6KW, menerangi 266 KK
  • Dusun Cisuren, kapasitas 12KW, menerangi 120 KK
  • Dusun Ciawi, kapasitas 6KW, menerangi 180 KK
  • Dusun Luewi Gajah, kapasitas 6KW, menerangi 70 KK
  • Dusun Parakan Darai, kapasitas 10 KW, menerangi 54 KK
  • PLTMH di Sungai Code, Yogyakarta
 v Pembangkit listrik biogas
Pembangit biogas didirikan di daerah dengan kegiatan peternakan yang dominan. Pembangkit ini memanfaatkan kotoran ternak, biasanya sapi, sebagai bahan utama. Proses pembangkitan listrik dilakukan dengan memanfaatkan gas metan dari proses fermentasi kotoran ternak. Gas metan yang dihasilkan dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik atau dapat digunakan untuk memasak. Sisa fermentasi dpat digunanakan sebagai pupuk. PLN telah mendukung pengembangan komunitas berbasis optimalisasi biogas dan potensi lokal di Desa Bojong Sleman yang mandiri, bekerja sama dengan Fakultas Teknik UGM.


v Pendidikan dan penyuluhan
Selain kegiatan pembangunan prasarana yang berkaitan dengan energi, dalam Program CSR Desa Mandiri Energi PLN juga menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan penyuluhan yang bertujuan memberi pengertian mengenai pengaruh listrik, jaringan transmisi dan distribusi listrik terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat selain pelaksanaan program bantuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat.
 v Pelestarian alam, termasuk penghijauan
Penanaman dan kegiatan pemeliharaan pohon yang selama ini telah rutin dilakukan untuk membantu lingkungan dalam pemulihan dampak aktivitas manusia. Pada tahun 2010 sampai dengan 2011 PLN telah menanam pohon sebanyak 126.705 pohon.

 3. PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
v Program Kemitraan (PK)
Program Kemitraan merupakan program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana yang berasal dari bagian laba BUMN.
Pelaksanaan PK umumnya dilakukan melalui pembinaan secara struktural oleh Perseroan langsung pada Mitra Binaan melalui Kantor Wilayah/Distribusi, Cabang, Unit Pelayanan, Area Pelayanan (kecuali yang berlokasi sama dengan Kantor Wilayah/Distribusi). Pelaksanaan PK pada dasarnya dilakukan melalui beberapa tahap, sebagai berikut:
  • Melakukan survei penelitian lapangan atas permohonan bantuan dari calon Mitra Binaan. Evaluasi kelayakan dilakukan sesuai kaidah usaha yang layak dan sehat, serta dikoordinasikan dengan instansi terkait;
  • Melakukan pembinaan kemitraan berupa pendidikan dan pelatihan, pemasaran, bantuan modal kerja, memproses jaminan kredit, pemantauan dan evaluasi pada Mitra Binaan, pencatatan dan pembukuan transaksi yang terkait;
  • Membuat laporan secara periodik (triwulan dan tahunan).

v Program Bina Lingkungan
Program bina lingkungan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bantuan pendidikan bagi masayarakat sekitar lokasi transmisi dan distribusi yang tidak mampu, namun memiliki kecerdasan dan kemauan besar untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu, dilakukan melalui kegiatan pelestarian alam berupa partisipasi program penghijauan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal bekerja sama dengan Pemerintah dan realisasi penghijauan sekitar instalasi PLN.
Kegiatan lain yang dilakukan dalam rangka Bina Lingkungan adalah kegiatan bantuan bencana alam (BUMN Peduli) yang terjadi di Merapi, Mentawai, Gunung Sinabung, banjir bandang Wasior dan kegiatan sosial lainnya.

 KISAH MITRA BINAAN
JAT’S CRAFT – KOTA GEDE YOGYAKARTA(PENGRAJIN TEMBAGA)
Salah satu mitra binaan PT PLN (Persero) yang merasa mendapat manfaat dari Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang PKBL itu adalah Bapak Ojat Sudrajat Pemilik JAT’S CRAFT di Kota Gede, Yogyakarta. Bapak tiga anak yang bermigrasi di saat masa kanak-kanaknya ke Yogyakarta dari Sumedang Jawa Barat mengikuti orang tuanya yang berdarah wiraswasta. Di kota pengrajin tembaga itu, dimulailah usaha kecil Pak Ojat di tahun 2001. Namun, badai krisis moneter 97-98 berimbas pada usaha kecilnya. Pak Ojat pun membuat banyak proposal ke hampir seluruh instansi. Tak putus asa hingga di tahun 2000, PKBL PT PLN (Persero) mencairkan bantuannya sebesar kurang lebih Rp 4 jutaan dan semenjak itu, ia menjadi mitra binaan PT PLN (Persero).
Dua tahun setelah menjadi mitra PT PLN (Persero), Jat’s Craft—sudah mengikuti pameran di Surabaya.  Tahun 2003 mengajukan proposal lagi ke PKBL PT PLN (Persero) setelah pinjaman yang pertama sukses ia tunaikan, PKBL PT PLN (Persero) karena kepercayaannya memberikan dana Rp 14 juta. tahun 2004 ada pameran ke Singapore. Gempa bumi Jogjakarta tahun 2006 membuat kegiatan usahanya berhenti. Mulai dari rumah, workshop dan mesin hancur total. tetapi, PT PLN (Persero) memberi kelonggaran Satu tahun tidak mengangsur. Tidak hanya kelonggaran angsuran, PT PLN (Persero) mengajak mitra kerja yang ulet ini untuk pameran ke Berlin. memberi kesempatan pameran di tingkat internasional untuk menjual karya-karyanya. “Saya beruntung, sudah lama menjadi mitra PT PLN (Persero), karena UKM-UKM baru lainnya kalau ingin mendapatkan bantuan, harus ada jaminannya.
Mungkin untuk penghindaran kredit macet di masa depan.”Pak Ojat juga mengutarakan bahwa semestinya ada tingkatan kepercayaan yang lebih tinggi ketika mitra binaan telah terjalin lebih dari sepuluh tahun. Ini adalah pengalaman Pak Ojat ketika pameran oleh PT PLN (Persero) di Berlin. Seorang pembeli memesan kerajinannya hingga 1,3 M rupiah. Tapi, pemesan tersebut hanya mau memberi uang muka 30% saja, Pak Ojat kelimpungan darimana ia peroleh 20% untuk modal awalnya. “Saya minta saran dari PT PLN (Persero) saat itu, bahkan saya menawarkan bagi hasil dengan PT PLN (Persero). Tapi karena belum ada programnya, PLN PT PLN (Persero) tidak bisa mencairkan dana untuk saya. Ya sudah, saya lepas pesanan itu karena memang saya tidak punya modal cukup.” Akan tetapi, hal itu tidak membuatnya putus asa. Justru memacu Pak Ojat semakin kreatif dan ulet lagi.

3.Jelaskan perkembangan bisnis internasional pada kurun waktu 5 tahun terakhir dan 10 tahun mendatang ?

indonesia merupakan negara produsen karet alam kedua terbesar di dunia setelah Thailand. Pada tahun 2006, produksi karet alam mencapai 2,64 juta ton, lebih dari 90% nya (2,45 juta ton) adalah jenis Crumb Rubber yang dihasilkan oleh sekitar 115 pabrik Crumb Rubber di seluruh Indonesia. Industri Crumb Rubber (karet remah) memiliki arti yang sangat penting bagi perolehan devisa sekaligus penyerapan tenaga kerja. Sebagai gambaran pada tahun 2006, industri crumb rubber berhasil meraup devisa ekspor senilai US$ 3,77 Milyar, hampir 50% dari nilai ekspor produk pertanian. Tenaga kerja yang terserap di bidang produksi crumb rubber mencapai + 100.000, sedangkan dibidang penyediaan bahan baku (petani karet) lebih dari 6 juta orang, belum termasuk para pedagang pengumpul. Luas areal tanaman karet di Indonesia pada saat ini 3,309 juta ha, dimana 84,49% (2,796 ha) merupakan perkebunan rakyat. Oleh karena itu, maju mundurnya kinerja industri karet alam di dalam negeri akan memberikan
dampak yang cukup luas bagi kesejahteraan rakyat.

Menurut data International Rubber Study Group (2007), dalam kurun waktu 5 tahun terakhir konsumsi karet alam di dalam negeri meningkat rata-rata sebesar 10,98 % per tahun, sedangkan di dunia internasional meningkat rata-rata 4,72 % per tahun. Peningkatan harga minyak bumi yang sangat tajam di pasaran internasional, menyebabkan permintaan terhadap karet alam naik pesat, karena karet sintetis yang bahan bakunya berasal dari fraksi minyak bumi harganya ikut meningkat tajam. Terkait dengan hal itu beberapa lembaga perkaretan internasional memprediksi permintaan karet alam dunia ke depan akan meningkat lebih tinggi yaitu pada tahun 2007 diperkirakan sebesar 6,2 % dan tahun 2008 sebesar 7,5 %.

Peluang yang cerah bagi perkaretan nasional tentunya hanya bisa diraih jika Indonesia mampu meningkatkan kinerja agroindustri karetnya, antara lain melalui peningkatan mutu crumb rubber. Terkait dengan itu, akhir-akhir ini banyak muncul keluhan (complaint) dari beberapa pihak pengimport karet alam (terutama pabrik ban) terhadap mutu Crumb Rubber asal Indonesia, karena disinyalir mengandung kontaminan kimiawi yang sangat berpengaruh terhadap mutu produk karet hilirnya.


Secara garis besar, kontaminan pada bokar dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama bersifat innert (fisik), contohnya adalah pasir, kerikil, tatal, ranting, daun-daun dan bekas-bekas tali, sudah biasa terkandung di dalam bokar terutama dari perkebunan rakyat, relatip mudah dikeluarkan karena kasat mata, serta pabrik sudah memiliki berbagai perangkat mesin pembersih mulai dari bale cutter, prebreaker, hammer-mill, hingga kreper. Jenis kontaminan yang kedua adalah bersifat kimiawi, sepintas berwarna menyerupai bokar sehingga sukar dilihat tanpa pengematan yang jeli, contohnya adalah vulkanisat dari reject barang jadi lateks (busa, sarung tangan, balon, dll), dan sisa-sisa koagulan asam keras.











No comments:

Post a Comment